Pilih Pakaian Kerja Sesuai Bidang Pekerjaan

Reporter

Editor

Sandra

Kamis, 16 Februari 2017 16:00 WIB

Ilustrasi pakaian kerja wanita. aliexpress.com

TEMPO.CO, Jakarta - Apa yang kamu pakai ketika melakukan wawancara kerja seharusnya tidak menjadi masalah yang penting seperti yang ada di dalam resume kamu. Tapi kenyataannya, kesan pertama yang tepat dapat membuat semua perbedaan apakah kamu bisa mendapatkan pekerjaan impian itu atau tidak.

Apapun posisi pekerjaan yang sedang kamu incar, ada beberapa larangan dalam berpakaian yang perlu diingat. Sebaiknya tidak memilih pakaian yang terbuka, memakai kemeja yang sudah lama tersimpan rapi di dalam lemari, atau manikur kuku yang hanya bertahan dua minggu.

Sebenarnya tidak ada pakaian khusus untuk wawancara kerja yang tepat, dan pemilihan pakaian ketika wawancara kerja tergantung pada budaya kerja perusahaan tempat kamu melamar pekerjaan. Lalu, seperti apa pendapat para pewawancara tentang pakaian yang sebaiknya dipakai ketika wawancara kerja. Berikut ini beberapa perempuan yang menduduki level tertinggi dari berbagai industri, teknologi, keuangan, hukum, retail, dan seni mengemukakan pendapatnya.

#Wawancara kerja untuk pekerjaan di bidang keuangan
“Ketika wawancara harus difokuskan pada pesan yang ingin kamu coba sampaikan,” kata Ida Liu, manajer pasar global untuk Citi Private Bank. Hal tersebut menjadi kunci bagi perempuan yang ingin melamar posisi pekerjaan di bidang keuangan. "Pakaian kamu tidak boleh lebih atau lebih buruk, dari pesan yang ingin disampaikan,”.

Liu memberikan tip kepada pelamar pekerjaan di bidang ini agar tidak memakai pakaian berpola besar, aksesoris besar, perhiasan, serta pakaian tanpa lengan. Sebaiknya pilih pakaian konservatif seperti celana berwarna gelap atau setelan rok. Kekuatan pakaian berjenis tersebut dapat memberikan percaya diri kamu bertambah.

Tidak perlu takut terlihat jadul, kini bahkan penampilan setelan jas dan rok tampil lebih trendy. "Blus dan kemeja berkerah adalah pilihan yang bagus, dan saya lebih memilih syal warna-warni atau pin sebagai aksesoris,” ujarnya.

Menurut Liu, sebagian besar calon pelamar berpenampilan professional dengan pakaian yag sangat tepat untuk wawancara kerja. Beberapa tahun yang lalu, ketika Liu melakukan interview kerja di sebuah kamus, salah satu calon pelamar kerja memakai kalung logam besar dan anting-anting panjang yang besar. Calon pelamar lain memakai cat kuku berwarna kuning mencolok, yang lebih cocok dipakai saat liburan di pantai.

“Hal tersebut bukanlah kesan pertama yang baik untuk calon pelamar kerja di bidang keuangan,” ujar Liu.

#Wawancara kerja untuk pekerjaan di bidang retail
Jika kamu sedang melamar pekerjaan di bidang fashion dan ritel, kamu dapat cukup banyak ruang untuk menunjukkan gaya pribadi kamu. “Kompetensi selalu membayangi pakaian kamu, jadi sangat penting untuk merasa baik pada apa yang kamu pakai, kami sangat menghargai orang-orang yang memiliki gaya mereka sendiri,” ujar Lee Ann Sauter, CEO dan pendiri Maris Collective, jaringan butik mewah di seluruh dunia.

Sauter menyarankan agar pelamar kerja memakai pakaian yang tidak pernah gagal, seperti celana jins, jaket berukuran besar, dan tas. Berpakaian sesuai dengan keyakinan itu yang paling penting. Meski cara berpakaian agak sedikit longgar di bidang pekerjaan ini, tapi kamu juga tidak bisa memakai pakaian yang sesuka hatimu.

“Jangan pakai sesuatu yang mengganggu, pernah ada yang aku wawancara memakai topi derby, dan itu sangat mengganggu, sangat sulit fokus pada hal yang lain,” ujar Sauter.

#Wawancara kerja di bidang hukum
Jika ingin dipekerjakan oleh sebuah perusahaan firma hukum yang besar, perhatikan apa yang dipakai orang-orang di dalamnya. Menurut Linda Addison manajer Norton Rose Fulbright Amerika Serikat, meski kini banyak firma hukum yang aturan berpakaiannya bergaya bisnis kasual, ingat, bahwa kamu berlum berada di dalamnya.

Jadi, pilhlah pakaian yang sopan. Jika ragu, kata Addison, pilihlah setelan berwarna hitam atau biru tua, dengan terusan atau dengan jaket. “Kamu tidak perlu lagi memakai stocking, beberapa aku lihat bahkan memakai sepatu peep-toe,” ujarnya.

Menurut Addison, bukan berpakaian yang konservatif tapi berpakaian dengan tepat. Pilihlah sepatu yang nyaman, pakaian yang rapi, juga rambut dan kuku yang tertata rapi. Tapi tidak semua bidang hukum budayanya sama. Pekerjaan bidang hukum yang fokus pada kepentingan publik dapat menggunakan pakaian yang tidak terlalu formal, dibanding bidang hukum perusahaan.

#Wawancara kerja di bidang teknologi
Terlihat sempurna tidaklah cukup untuk merebut posisi pekerjaan yang diimpikan. Kamu harus dapat meyakinkan para pewawancara mengapa mereka harus mempekerjakan kamu. “Jika kamu tidak datang dengan percaya diri yang besar, dan menemukan cara untuk menonjolkan diri, kamu sudah pasti kehilangan pekerjaan itu,” ujar Vice President of global communication dan branding Tinder, Rosette Pambakian.

Perusahaan teknologi, seperti Tinder, telah mengubah aturan berpakaian selama beberapa tahun terakhit, dan dimulai dengan ide bahwa bos di jajaran atas dapat memakai memakai jins dan T-shirt. Ini berarti kamu mungkin harus berpikir dua kali untuk memilih penampilan terlalu resmi untuk wawancara di bidang ini.

"Kebanyakan orang sudah tahu bahwa ketika mereka sedang wawancara di sebuah perusahaan start-up, mereka bisa tampil tetap kasual,” kata Pambakian. Di Tinder, perusaahanya berisi orang-orang muda, inklusif, susasananya lebih ramah.

Pambakian menekankan bahwa ada perbedaan antara mengenakan pakaian kasual, dan tampak seperti kamu baru bangun tidur. “Pakaian favorit saya adalah, sweatshirt Tinder, blus sutra, skinny jeans, dan sepatu Gucci atau Chanel," katanya.

#Wawancara untuk pekerjaan di bidang seni
Bekerja di bidang seni, dapat memilih pakaian non formal dibanding pekerjaan di bidang perbankan, atau firma hukum. “Kamu dapat menggabungkan sisi kreativitas dan kepribadian. Kamu dapat memakai pantsuit dan sneakers, atau dress bermotif geometri dengan warna yang kontras dan jaket,” ujar Marlies Verhoeven, pendiri The Cultivist.

Verhoeven mengingatkan ada perbedaan antara pakaian yang kasual sesuai budaya kerja dengan berpakaian terlalu santai. "Aku pikir lebih baik berpakaian resmi, daripada terlalu santai, ini menujukkan bahwa kamu sangat ingin mendapatkan pekerjaan itu,” ujarnya. Dia juga menyarankan agar sebaiknya kamu melakukan penelitian kecil tentang budaya perusahaan tempat kamu melamar pekerjaan.

GLAMOUR | NIA PRATIWI

Baca juga:
5 Busana yang Pantang Dipakai ke Pesta
Yuk, Tampil Ramping dengan Gaun Penyikap Kaki
Sedang Tren, Tenun dengan Warna Alam

Berita terkait

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

13 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

22 jam lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

4 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

7 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

13 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

21 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

26 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

30 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

42 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

59 hari lalu

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.

Baca Selengkapnya