Artis Oki Setiana Dewi berpose diantara koleksi busana muslim di gerai busana muslim miliknya, OSD (Original, Syarii, Delicate) di Thamrin City Jakarta, 13 Januari 2015. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Oki Setiana Dewi mengaku senang dengan perkembangan syari di industri hiburan beberapa tahun terakhir. Makin banyak kaum selebritas yang mengenakan busana muslim dengan kerudung syari.
Oki Setiana Dewi mengingat, dulu orang (khususnya di industri hiburan) belum bisa menerima syari. Kala itu jilbab syari identik dengan mahasiswi kampus yang aktif pengajian dan anak-anak rohis yang giat dalam dakwah kampus.
“Saya ingat betul ketika masuk ke dunia hiburan dengan gaya syari, orang memandangi saya dari kepala sampai kaki. Ekspresi wajah mereka seolah bertanya: kamu ini pakai baju model apa, sih? Memasuki tahun 2010, ketika membintangi film Ketika Cinta Bertasbih, alhamdulillah, jilbab syari mulai menjadi tren,” ujar Oki Setiana Dewi di Jakarta, akhir pekan ini.
Lantas apakah syari tren sesaat untuk kemudian lenyap tergerus tren busana muslim gaya lain? Oki Setiana Dewi mengatakan “keabadian” tren syari bergantung pada sudut pandang si pemakai jilbab. Kalau niatnya hanya mengikuti tren, maka syari akan tergerus waktu. Kalau niatnya untuk mengikuti ajaran agama, Oki percaya syari akan menjadi tren sepanjang masa.
“Makin dalam belajar agama, seseorang akan konsisten menggunakan jilbab yang menutup seluruh tubuh, tidak ketat, tidak memakai kain yang tipis, menjulur menutupi dada hingga perut,” ujar Oki Setiana Dewi.
Dia senang, kini banyak perancang busana muslim yang berfokus pada syari. “Dengan banyaknya perancang busana muslim syari, saya tidak khawatir akan tersaingi. Persaingan malah merangsang saya dan yang lainnya membuat desain yang lebih kreatif lagi.”