TEMPO.CO, Jakarta - Mempertahankan hubungan cinta agar selalu hangat memang tidak selalu mudah. Seiring waktu, muncul rasa bosan hingga membuat hubungan tak nyaman.
Perasaan ini dapat melahirkan perilaku negatif di pihak perempuan ataupun laki-laki. Kondisi hubungan yang datar-datar saja turut berpotensi meretakkan jalinan kasih. Padahal fondasi utama adalah rasa cinta yang tumbuh dari masa-masa yang menyenangkan antara keduanya.
Menurut psikolog Kasandra Putranto, ada hal kecil yang luput dari perhatian setiap pasangan suami-istri (pasutri), termasuk yang belum menjadi suami-istri. Bila hal kecil tersebut dibiasakan, bisa menumbuhkan kemesraan.
Dia mencontohkan, ada pasutri yang merayakan pujian atas hasil kerjanya dengan menyalakan lilin yang ditiup bersama. Atau membeli sepotong kue tar kecil dan berbagi dalam suasana romantis. "Tidak ada salahnya melakukan itu," tuturnya.
Langkah kecil lainnya yang bisa dilakukan, misalnya, bangun pagi bareng atau janjian makan malam bersama sepulang kantor. Masalahnya, di kota besar, kegiatan kecil yang penting ini sulit diwujudkan pasangan suami-istri yang sama-sama bekerja.
Sesampainya di rumah, banyak suami yang jarang disambut istri. "Lebih banyak oleh anjing peliharaan," ujar Kasandra berseloroh. Padahal sudah tentu suami merasa senang bila istri menyambutnya saat tiba di rumah.
Contoh lain yang juga efektif adalah sentuhan, tapi ini tidak melulu berarti seks. Seperti mencium dengan hidung, atau pada saat makan, duduk berdampingan dan memberi sentuhan mesra ke pundak wanita bakal menenangkan hati pria.
Bisa juga berupa kejutan kecil, seperti membawakan makan siang ke kantor si belahan jiwa. Apalagi makanan itu masakan sendiri atau membawakan makanan dan sesuatu yang sangat disukainya.
Yang jelas, Kasandra mengingatkan, jangan sampai hal kecil ini dirusak ekspresi "gombal" yang tidak perlu. "Ungkapkan rasa sayang secukupnya dan lakukan semua itu dengan tulus," tuturnya.
