Fashion show Japan Fashion Event 2017 di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Ahad petang, 15 Januari 2017. TEMPO/Fransisca
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perancang busana pemegang merek desain yang mengeluarkan produk pakaian berbahan denim memamerkan karya-karyanya di panggung runway Japan Fashion Event 2017, di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Ahad petang, 15 Januari 2017. Merek desain tersebut di antaranya FDTML, ayumi.mitsukane, Act Girls, ID Daily Wear, dan DenimCloset.
Masing-masing memiliki karakter yang berbeda, namun tetap menggambarkan ciri khas Jepang, semisal tak ragu bermain tabrak gaya atau tabrak warna. Misalnya menggabungkan atasan model jas formal dengan bawahan celana pendek. Warna-warna denim yang digunakan pun macam-macam, tak melulu biru.
Memilih bahan denim, yang notabene bertekstur seperti karpet, tak membatasi para desainer untuk mengeksplorasi gaya busana yang diciptakan. ID Daily Wear, misalnya, merancang outer untuk pria dengan model kimono. Seperti diketahui, umumnya, kimono terbuat dari bahan sutera yang halus. Namun ID Daily Wear berhasil menciptakan model busana itu dari bahan denim yang cenderung kaku.
Selain itu, yang paling menarik perhatian adalah merek FDTML karya desainer Gaku Tsuyoshi. Karakter yang paling kuat terlihat dari warnanya. Dia memamerkan koleksi atasan dan bawahan khusus untuk pria dengan bahan dasar denim indigo. Denim indigo memiliki ciri khas warna biru tradisional atau alami. Warna indigo ini cukup banyak penggemarnya di Indonesia.
"Kami punya banyak fan di Indonesia. Bahkan artis-artis, seperti Tara Budiman, sering memakainya," ujar Tsuyoshi kepada Tempo. Selain karena warna yang autentik, desain fusi yang menggabungkan unsur modern serta tradisional Jepang menjadi daya pikat utama. Tak heran kalau turis Indonesia kerap datang ke store Tsuyoshi di Jepang untuk sekadar berbelanja pakaian. Bahkan, menurut dia, ada beberapa orang yang menjualnya kembali di Indonesia.
FDTML tidak diproduksi dalam jumlah besar untuk masing-masing desain. Sebab, mereka sangat hati-hati melakoni proses penjahitan supaya menghasilkan potongan yang rapi dan sempurna. Selain itu, desain yang dihasilkan diupayakan merupakan desain yang eksklusif sehingga tak mudah ditiru oleh pasar.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
37 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.
