Coba Pola Diet yang Disepakati Para Ahli

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 16 Januari 2017 08:00 WIB

Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Apa resolusimu di 2017? Salah satu cita-cita yang banyak dicanangkan orang adalah menurunkan berat badan dengan menjalani berbagai jenis diet. Namun salah memilih program diet bisa berakibat fatal. Tubuh memberontak: asam lambung meningkat, hipoglikemia, dehidrasi, gangguan irama jantung, bahkan berujung kematian.

Nah, sebelum kamu salah langkah yang berujung maut, beberapa ahli gizi memberikan saran pola diet yang aman meski terkesan lambat menurunkan berat badan. Dr Samuel Oetoro, SpGK mengatakan kegemukan dapat diatasi dengan mengurangi asupan kalori setiap hari.

“Turunkan 500-1.000 kalori dari kebiasaan makan setiap hari,” tutur Samuel kepada Tempo. Tapi tetap ada catatannya, yakni orang tersebut tetap harus mengkonsumsi karbohidrat 50-60 persen dari kebutuhan harian, protein (15-20 persen), dan lemak (20-30 persen).

Kecenderungan yang ada, ujar dia, sejumlah orang melakukan diet secara ekstrem tanpa pengawasan dokter. “Ini yang dinamakan very low calorie diet (VLCD), dengan asupan kalori kurang dari 800 per hari,” kata dia. Besar risiko VLCD, antara lain ketidakseimbangan elektrolit yang berdampak buruk bagi jantung.

Pernyataan senada disampaikan dr Grace Judio Kahl, MSc, MH, CHt, pemilik Light House Indonesia. Menurut Grace, ada empat jenis diet yang berbahaya. Pertama, diet ekstrem, yakni mengubah pola makan menjadi satu kali sehari tanpa memperhatikan kadar gula dalam tubuh. Padahal, ujar dia, seseorang perlu makan tiga kali sehari. Akibatnya, terjadi hipoglikemia atau penurunan kadar gula dalam darah yang memunculkan gejala seperti pusing, sempoyongan, dan postural hypotension (tekanan darah rendah akibat perubahan posisi tubuh).

“Bagi orang yang sudah mempunyai tukak lambung, ini berbahaya karena tubuh mencerna dinding lambung sendiri,” kata Grace. Diet ekstrem juga dilakukan dengan hanya menyantap satu jenis makanan sepanjang hari, seperti diet cokelat, diet es krim, diet buah-buahan tertentu, atau diet makanan bayi. “Biasanya orang meniru selebritas dunia.” Padahal, kata dia, tubuh butuh asupan makanan dan minuman yang bervariasi.

Kedua, diet tanpa protein, seperti seorang vegetarian murni atau pengkonsumsi makanan mentah. Ia mengatakan tubuh tetap butuh protein dari sumber hewani dan nabati serta makanan yang dimasak. Kekurangan protein dapat mengakibatkan kulit tidak bersinar, pecah-pecah, sariawan, rambut rontok, dan gangguan haid.

Jenis diet ketiga yang berbahaya adalah yang membatasi karbohidrat. Menurut dia, tubuh tetap butuh asupan karbohidrat sebanyak 50-60 persen dari kebutuhan rutin setiap hari. “Cukup dua mangkuk kecil nasi setiap hari bagi yang ingin menurunkan berat badan,” kata dia.

Keempat adalah diet tanpa garam. Grace mengatakan diet ini cepat menurunkan berat badan tapi berbahaya karena menyebabkan dehidrasi, kejang, gangguan irama jantung, serta terhentinya denyut jantung. “Karena kurang elektrolit,” ujar peraih gelar master dari Tubingen Jerman ini.

Samuel menambahkan, diet tanpa lemak pun berbahaya. “Lemak baik harus dimakan. Kalau tidak high density lipoprotein (HDL) kolesterol akan rendah. Itu penting bagi tubuh.” Ia mengatakan lemak dapat diperoleh dari mengkonsumsi makanan yang mengandung omega 3 (ikan laut dalam) dan omega 9 (minyak zaitun dan avokad).

Baik Samuel maupun Grace menyatakan obat pelangsing yang berfungsi menekan nafsu makan dan menghambat asupan lemak dapat dikonsumsi asalkan sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Pola Diet Sehat
Ketimbang mencoba program diet yang belum teruji keamanannya, Anda bisa melakukan program diet yang sudah disepakati oleh para ahli. Prinsipnya adalah mengkombinasikan antara asupan dan olahraga:

#Asupan
- Jumlah kalori per hari: pria 1.200-1.500 kilokalori dan wanita 1.000-1.200 kilokalori, sesuai dengan berat badan, usia, dan jenis kelamin.
- Gula: 4 sendok teh
- Garam: secukupnya
- Air putih: 8 gelas sehari
- Susu atau suplemen yang tidak mengandung kalori
- Komposisi makanan terdiri atas karbohidrat (50-60 persen kalori), protein (15-20 persen kalori), dan lemak (20-30 persen kalori).
- Kurangi kolesterol, seperti kuning telur dan daging berlemak.
- Karbohidrat tinggi serat, seperti nasi merah, roti gandum, kentang, dan ubi yang dimakan beserta kulitnya
- Protein hewani dari putih telur, ikan, ayam, susu protein, tahu, dan tempe
- Lemak baik berupa omega 3 dari ikan laut dalam dan omega 9 dari minyak zaitun dan avokad.

#Olahraga
- Berenang dan gunakan sepeda statis (berat badan >100 kilogram)
- Jalan kaki dan lari (berat badan Semua jenis olahraga dilakukan 5 kali sepekan dengan durasi latihan 30 menit.

#Obat-obatan
Obat penekan nafsu makan dan penghambat asupan lemak yang sudah mendapat izin dari BPOM dan FDA.

MARTHA WARTA

Berita lainnya:
Risiko Punya Pacar Ganteng
Andien Lahirkan Anak Pertama Lewat Metode Water Birth
Ira Koesno Tampil Cantik di Debat Pilkada DKI, Ada Aturan Usia

Berita terkait

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

12 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

29 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

33 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

48 hari lalu

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.

Baca Selengkapnya

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

55 hari lalu

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Diet Flexitarian?

29 Februari 2024

Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.

Baca Selengkapnya

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

23 Februari 2024

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

11 Februari 2024

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.

Baca Selengkapnya

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

8 Februari 2024

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.

Baca Selengkapnya

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

3 Februari 2024

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?

Baca Selengkapnya