Minum ASI Pakai Dot Bikin Bayi Bingung Puting
Editor
Yayuk Widiyarti
Minggu, 15 Januari 2017 16:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menyusui adalah aktivitas alami para ibu. Namun di tengah dunia yang semakin modern dan kompetitif, kian banyak tantangan yang harus dihadapi ibu menyusui, terutama yang juga bekerja di luar rumah.
Kesuksesan ibu menyusui juga ditentukan banyak faktor, antara lain dukungan lingkungan sekitar. “Ibu menyusui dan bekerja, mengapa tidak? Mari kita sukseskan!” ungkap Mia Sutanto, Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Pusat.
Kini, semakin banyak ibu menyusui yang tetap harus bekerja. Mereka memerlukan dukungan agar bisa melaksanakan kedua peran sekaligus dengan seimbang: sebagai seorang ibu sekaligus pencari nafkah keluarga.
Mencapai keharmonisan dua peran ini adalah perjuangan yang tidak mudah. Selain harus bekerja di luar rumah, mereka harus melakukan pekerjaan domestik yang memakan waktu dan sering kali melelahkan, ditambah mereka mengurus dan menyusui bayi. “Untuk itu cuti yang cukup, fasilitas yang layak di tempat kerja saat seorang perempuan kembali bekerja, serta dukungan keluarga dapat membantu ibu untuk tetap dapat menyusui bayinya hingga dua tahun,” ujar Mia.
Agar bayi tetap mendapatkan ASI eksklusif, selama di luar rumah para ibu bekerja harus memerah air susu. Sayangnya, meski kesadaran memerah ASI sudah semakin tinggi di kalangan para ibu bekerja, cara memberikan ASI perah (ASIP) rupanya masih banyak yang tidak tepat.
Pemberian ASIP dengan media dot paling banyak dilakukan. Padahal, memberikan ASIP menggunakan dot memiliki banyak kelemahan. Penggunaan dot dalam memberikan ASIP berpotensi menyebabkan bayi mengalami bingung puting sehingga dapat berakibat pada menurunnya produksi ASI.
Mia menjelaskan, pada saat menyusu langsung dari payudara, mulut bayi harus bekerja lebih keras untuk memerah puting agar ASI bisa keluar. Sementara dengan dot, bayi lebih mudah mendapatkan aliran susu tanpa usaha menyedot yang berat. “Nanti bayi bisa jadi memilih menyusu dari dot daripada payudara karena lebih mudah menyusu dengan dot. Kalau langsung payudara, dia harus mengeluarkan energi untuk mengisapnya," terang Mia.
Sementara itu, prinsip produksi ASI adalah persediaan dan kebutuhan. Semakin banyak ASI yang dikeluarkan, semakin banyak pula produksi yang dihasilkan. Jika bayi lebih memilih menyusu dengan dot, akibatnya payudara tidak lagi mendapatkan rangsangan dari mulut bayi sehingga produksi ASI perlahan-lahan akan menurun.
Lantas, bagaimana cara memberikan ASIP yang benar? Mia menjelaskan, banyak media pemberian ASIP yang mampu menghindarkan potensi bingung puting, antara lain dengan menggunakan sendok, pipet, feeder cup, atau gelas seloki.
Memang dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan ekstra untuk memberikan ASIP tanpa menggunakan dot. Namun kalau tidak dijalani, Anda akan mendapatkan kerugian lebih besar jika si kecil sampai mengalami bingung puting karena kondisi itu cukup sulit disembuhkan.
Di samping itu, para ibu bekerja juga diimbau lebih sering menyusui sebelum berangkat dan setelah pulang bekerja. Kegiatan menyusui, selain meningkatkan kedekatan dan ikatan ibu dan anak, juga merangsang produksi hormon oksitosin yang berperan dalam produksi ASI. Semakin sering melakukan kegiatan menyusui yang melibatkan kontak fisik ibu dan anak, produksi hormon oksitosin semakin lancar, begitu pula dengan produksi ASI.
TABLOIDBINTANG
Artikel lain:
Begini Caranya Diet Gluten Free bagi Pemula
Otak Kiri dan Otak Kanan, Lebih Penting Mana?
Tempat Sebaran Kuman di Kantor, Waspadalah!