Mama Mina: Perempuan Tak Hanya Ada di Dapur, Sumur, Kasur

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 24 Desember 2016 11:01 WIB

Wilhelmina Mali Dappa, Ketua KPI KB. Sumba Barat Daya. TEMPO/ M. Nur Ramdan

TEMPO.CO, Jakarta - Wilhelmina Mali Dappa, 42 tahun, semakin yakin akan jalan yang ia tempuh. Perempuan yang dulunya hanya mengerti menggarap sayur di lahan sewaan dan mengurus rumah tangga itu kini banyak berubah. Bukan hanya kemampuan bertaninya yang makin terasah, sekarang ia juga tahu potensi serta hak-hak yang harus diperjuangkan kaum perempuan di Sumba Barat Daya.

“Saya berkeinginan melihat perempuan Sumba maju, mampu berbicara. Jadi, tak hanya ada di dapur, sumur, dan kasur,” ujar Wilhelmina kepada Tempo, Selasa 20 Desember 2016. Dengan suara lantang dia mengisahkan satu per satu pengalamannya mengasah diri menjadi perempuan yang lebih berdaya.

Aktivitas Mama Mina—begitu ia biasa disapa--sebagai “petani-aktivis” dimulai dengan membentuk kelompok petani sayur bersama beberapa ibu tani yang kerap ia temui di ladang pada 2004. Mereka memulai kegiatan dengan arisan.

Pada 2007, perwakilan Dinas Pertanian setempat datang ke desanya memberikan penyuluhan pertanian. Saat itu, Dinas Pertanian memperkenalkan konsep koperasi simpan-pinjam. Mina ditunjuk sebagai pengurus koperasi sekaligus ketua kelompok tani.

Setahun berikutnya, Mina diikutkan dalam pelatihan pangan lokal di Sulawesi Selatan mewakili kecamatannya. Selama dua pekan ia mendapatkan materi mengenai pengolahan hasil pertanian. “Saya belajar mengolah jagung jadi tepung, dibuat ortila, kerupuk, dan mi. Semua ilmu itu saya latihkan kepada ibu-ibu di desa,” Mina memaparkan.

Pengalaman Mina makin kaya saat dia berkenalan dengan anggota Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) pada September 2012. Saat itu Mina diajak menghadiri pelatihan yang digagas KPI. Dari pelatihan itu, Mina mendapat banyak pemahaman baru mengenai keadilan gender dan perundang-undangan yang melindungi anak dan perempuan.

Tiga bulan kemudian, ia kembali dipertemukan dengan perwakilan KPI dari Jakarta saat mengikuti kegiatan sebuah yayasan di Hotel Tambolaka. Ketika itu Mama Mina menyatakan keinginannya bergabung dengan KPI. Ia ingin perempuan di desanya punya peran di ruang publik. “Di desa saya, perempuan tak punya andil sama sekali. Sulit bagi kami bisa ikut duduk membicarakan masalah dengan para laki-laki. Posisi paling tinggi dipanggil untuk memasak,” kata Mina.

Setelah terdaftar menjadi anggota KPI, bersama lembaga ini dia mengadakan pelatihan pendidikan dan pengkaderan dasar di Sumba Barat selama empat hari. Ada sekitar 30 orang yang ikut. Peserta pelatihan ini kemudian mendirikan balai perempuan.

Sembari terus mengelola ladang dan hasil pertanian, Mina menggerakkan kaum perempuan di desa untuk turut aktif dalam diskusi desa. Mina selalu menggaungkan pentingnya perempuan memahami peraturan dan Undang-Undang Desa. Selain itu, para perempuan diajari hal-hal penting dalam UU Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga, UU Perlindungan Anak, dan UU Pertanian.

Pendidikan yang dilakukan Mina terus berkembang. Kini jumlah balai ada 12 unit dengan anggota setiap balai rata-rata 30 orang. Bahkan ada dua balai yang masing-masing beranggotakan 60 orang. Mina sendiri mengetuai salah satu balai bernama Oledewa.

Kegiatan balai kini terentang luas. Antara lain anggotanya aktif menggerakkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Sejak Mei 2013, Sumba Barat Daya pun dijadikan salah satu cabang resmi Koalisi Perempuan Indonesia.

Mina masih punya banyak mimpi untuk perempuan-perempuan Sumba. Saat ini, bersama kelompok tani, ia tengah gencar menanam jagung lokal dengan menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati.

Beberapa program ekonomi pun sudah dikembangkan, seperti membuat Kopi BOS (Bikinan Orang Sumba), virgin coconut oil, penjualan tenun, dan kerajinan tangan lainnya. Begitu pula dengan pelatihan pemakaian komputer dan pemanfaatan media sosial. “Mama-mama di Sumba sudah pintar cari uang dan pintar omong. Meski belum semua bisa baca-tulis, mereka sudah tahu cara menyampaikan pendapat,” katanya.

WILHELMINA MALI DAPPA
Tempat, tanggal lahir: Waitabula, Nusa Tenggara Timur, 24 Agustus 1974
Pendidikan: SMA 1 Waikabubak
Suami: Yohanes Umbu Deta (46 tahun)
Anak: 7 (3 putri, 4 putra, meninggal 1)
Jabatan:
- Sekretaris Cabang Koalisi Perempuan Indonesia, Kabupaten Sumba Barat Daya
- Ketua Kelompok Wanita Tani Ora et Labora
- Ketua Koperasi Wanita Oledewa
- Bendahara PKK Kecamatan

EFRI RITONGA | AISHA SHAIDRA | NUR RAMDAN | AKHYAR M. NUR

Berita lainnya:
Panduan Menjadi Ibu yang Baik
Olah Fisik Plank Sedang Naik Daun, Apa Itu?
Kiat untuk Menjaga Nyala Api Cinta Menurut Saran Ilmuwan

Berita terkait

4 Tahun Sudjiatmi Notomiharjo Berpulang, Jokowi Pernah Gagal Total karena Langgar Nasihat Ibunya

41 hari lalu

4 Tahun Sudjiatmi Notomiharjo Berpulang, Jokowi Pernah Gagal Total karena Langgar Nasihat Ibunya

Sudjiatmi Notomiharjo, ibunda Jokowi telah berpulang 4 tahun lalu. Ini kedekatan Jokowi dan ibunya, dan pengakuan pernah langgar nasihat ibunya.

Baca Selengkapnya

Jakarta Art House Gelar Mamma Mia! The Musical

3 Januari 2024

Jakarta Art House Gelar Mamma Mia! The Musical

"Mamma Mia! The Musical ini dilaksanakan pada tanggal 22-23 desember untuk merayakan Hari Ibu

Baca Selengkapnya

80 Kata-kata Selamat Hari Ibu yang Penuh Arti

22 Desember 2023

80 Kata-kata Selamat Hari Ibu yang Penuh Arti

Berikut ini kata-kata selamat hari ibu yang penuh arti. Bisa dikirimkan pada Ibu sebagai ungkapan terima kasih dan sayang.

Baca Selengkapnya

Lesti Kejora Semangati Sesama Ibu Lewat Lagu Ciptaan Rizky Billar

22 Desember 2023

Lesti Kejora Semangati Sesama Ibu Lewat Lagu Ciptaan Rizky Billar

Lesti Kejora mengaku sempat merasakan perasaan cemas dan khawatir tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anak.

Baca Selengkapnya

3 Resep Kue Hari Ibu yang Spesial dan Enak

22 Desember 2023

3 Resep Kue Hari Ibu yang Spesial dan Enak

Daftar resep kue Hari Ibu praktis dan berbahan sederhana, di antaranya Kasta Besta Cokelat, Kue Macaroon Cokelat, dan Kue Kenari.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda

22 Desember 2023

Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda

Sejarah Hari Ibu 22 Desember berawal dari Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928 hingga mencetuskan para perempuan untuk menyatukan diri.

Baca Selengkapnya

50 Tautan Twibbon Hari Ibu dan Cara Menggunakannya

22 Desember 2023

50 Tautan Twibbon Hari Ibu dan Cara Menggunakannya

Untuk merayakan Hari Ibu tanggal 22 Desember hari ini, Anda bisa menggunakan twibbon Hari Ibu. Berikut link dan cara menggunakannya.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Ibu, Begini Heru Budi Puji ASN Perempuan di Pemprov DKI

22 Desember 2023

Peringati Hari Ibu, Begini Heru Budi Puji ASN Perempuan di Pemprov DKI

Heru Budi mengapresiasi peran ASN perempuan di lingkungan Pemprov DKI Jakarta bertepatan dengan Hari Ibu. Ada contoh dua ibu yang dipujinya.

Baca Selengkapnya

UIN Jakarta Jadi PTKIN Terbanyak Miliki Guru Besar Perempuan, Kukuhkan 16 Gubes di Hari Ibu

22 Desember 2023

UIN Jakarta Jadi PTKIN Terbanyak Miliki Guru Besar Perempuan, Kukuhkan 16 Gubes di Hari Ibu

Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu pada 22 Desember, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengukuhkan 16 guru besar perempuan.

Baca Selengkapnya

Hari Ibu, Waktunya Perempuan Lebih Aktif di Ruang Publik

22 Desember 2023

Hari Ibu, Waktunya Perempuan Lebih Aktif di Ruang Publik

Menyambut Hari Ibu pada 22 Desember 2023, duta arsip Rieke Diah Pitaloka punya harapan sendiri. Berikut harapannya.

Baca Selengkapnya