Siti Retnanik, `Bidan` Pengusaha Perempuan Kepercayaan Risma  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 23 Desember 2016 13:12 WIB

Siti Retnanik, 'bidan' para ibu pengusaha kecil menengah dan mikro di Kota Surabaya, Jawa Timur. (Muhammad Syarrafah/TEMPO).

TEMPO.CO, Surabaya - Sebuah rumah di Jalan Ngagel Mulyo Surabaya lebih tepat jika disebut “bengkel” ketimbang bangunan rumah pada umumnya. Saban hari, ada saja ibu-ibu yang masuk-keluar rumah itu dengan berbagai kepentingan. Mulai dari persiapan pameran, membuat berbagai kerajinan tangan, sampai sekadar berkonsultasi dengan si empunya rumah, Siti Retnanik.

Perempuan yang satu ini terbilang istimewa. Setelah meraih penghargaan Pahlawan Ekonomi Kota Surabaya pada 2011, Wali Kota Tri Rismaharini atau biasa disapa Risma, mendapuknya sebagai mentor bagi siapa saja yang ingin menjadi pengusaha, khususnya kaum hawa. Risma dan Siti punya cita-cita yang sama: melejitkan pengusaha mikro, kecil, dan menengah ke kancah dunia. Risma bahkan merelakan namanya “dicatut” –yang artinya minus royalti, demi mengerek pamor produk para pelaku usaha kecil ini.

Ketika Tempo menyambangi “bengkel” Siti Retnanik pada awal Desember lalu, belasan ibu sedang meriung di sana. Di antara mereka ada yang membolak-balikkan barang yang terbalut daun-daun kering, sambil bertanya cara pemasaran dan packaging yang bagus kepada sang mentor, Siti. “Hampir semua ibu-ibu pahlawan ekonomi konsultasinya ke sini karena saya dianggap senior dan berpengalaman,” kata Siti Retnanik atau biasa disapa Nanik kepada Tempo, Rabu 7 Desember 2016.

Nanik lantas menceritakan suka-duka menjadi mentor dan tempat konsultasi selama lima tahun terakhir. Dia mengatakan, pada awalnya banyak ibu yang takut dan khawatir ketika akan memulai usaha. Mereka takut tidak laku, banyak pesaing, kewalahan jika banyak pesanan, sampai cibiran dari keluarga khususnya bagi ibu yang berpendidikan tinggi. “Saya jawab, kamu belum mencoba, kok sudah bilang seperti itu?” kata Nanik mengawali ceritanya.

Setelah mereka berani mencoba, Nanik menyarankan untuk membuat produk yang kreatif dan inovatif, lalu lempar ke pasar untuk mengetahui respons konsumen. “Jika produk itu disambut baik, saya sarankan tambah lagi produksinya,” ujarnya.

Ketika usaha sudah mulai meningkat, Nanik mengatakan, ada pula yang mengeluh karena sebal menghadapi konsumen yang cerewet. “Saya bilang, sabar saja. Konsumen adalah raja yang harus dilayani,” ujarnya.

Bagi para ibu yang “minder” karena sekolah tinggi namun ujung-ujungnya jadi pengusaha kecil-kecilan, Nanik mengatakan pekerjaan ini tetap bergengsi karena bisa menjadi bos, minimal bagi diri sendiri. “Tetap dapat uang meski di rumah saja dan yang paling penting tak perlu minta suami untuk beli lipstik dan baju baru,” ujar Nanik. “Barulah mereka sadar dan sekarang banyak yang pendapatannya lebih dibanding saya.”

Supaya produk anak didik Nanik terkenal, dia selalu menawarkan mereka untuk ikut pameran. Tapi ada syaratnya. “Produknya harus lebih kreatif dan inovatif,” ujarnya.

Menurut Nanik, ada dua kata kunci bagi mereka yang mulai menjadi pengusaha. “Sabar dan tekun itu wajib,” katanya. Dua mantera itulah yang dipegang teguh Nanik sejak memulai usaha 20 tahun dengan bendera Bengkel Kriya Daun.

Produk buatan Bengkel Kriya Daun sejatinya dicetuskan oleh almarhum suami Nanik, Heri Wibawanto. Heri merupakan lulusan sarjana pertanian yang sangat mencintai tanaman, Saking cintanya, dedaunan yang berserakan di halaman rumah pun tidak dibuang, melainkan dikumpulkan.

Satu ketika, Nanik dan suami mengunjungi pameran kerajinan. Mereka melihat produk berbahan kulit jagung. Dari sana, muncul ide untuk membuat kerajinan dari daun kering. Pulang dari pameran kerajinan itu, Heri bereksperimen dan selalu uji coba hingga setahun. “Karena memang bukan orang teknik kimia, dia sok mencampur ini-itu, sehingga sampai rumah ini mau meledak dan kebakaran,” kata dia.

Akhirnya, Heri menemukan ramuan pengawet daun kering. Produk pertama yang dibuat adalah kartu ucapan berhias daun kering. Selanjutnya, semakin banyak barang yang dihasilkan, seperti celengan, tempat tisu, figura, buku notes, kipas, hingga tempat penyimpanan abu jenazah, yang semuanya berhias daun kering.

Bengkel Kriya Daun milik Nanik berkembang pesat ketika mendapat kesempatan mewakili Jawa Timur mengikuti pameran di Den Haag, Belanda. Dari pameran yang berlangsung selama sepekan itu, Nanik berhasil meraup untung Rp 7 juta. Pada tahun 2000, Nanik kembali mengikuti pameran. Hasilnya, dia mendapat pembeli dari Prancis. “Mereka minta dibuatkan kotak cokelat,” ujarnya. Di 2002, Nanik mendapat pembeli dari Inggris. Mereka memesan tempat penyimpanan abu jenazah. Jumlah yang diminta mencapai ratusan ribu unit.

Sayangnya usaha Nanik hampir bangkrut pada 2005, tepatnya pasca-Bom Bali. Saat itu, konsumen luar negeri memutuskan hubungan, sehingga produknya itu hanya dipasarkan di Surabaya. Tepat pada saat itu pula, Heri meninggal, sehingga usahanya itu dibantu oleh anak-anak.

Dengan bantuan anak-anak Nanik, pemasaran produk Bengkel Kriya Daun semakin luas. Bahkan, pengusaha peti mati asal Inggris memesan sekitar 100 peti mati dan 500 kotak penyimpan abu jenazah. Kini, ada perusahaan kopi luwak yang minta dibuatkan 1.000 kemasan kopi untuk dikirim ke Amerika dan Dubai. Selain sabar, telaten, dan urusan pemasaran, Nanik menyarankan para pelaku UKM mengurus legalitas usaha dan produknya.

Seorang anak didik Nanik, Ari Bintarti merasa bersyukur telah mengenal Nanik yang selalu memberi pencerahan dalam usahanya. Pemilik Batik Alsier ini mengaku banyak mendapatkan ide-ide kreatif dan inovatif setelah berkonsultasi dengan Nanik. “Mami (Nanik) sangat sabar dan telaten mendampingi kami,” kata Ari Bintarti. Berkat bimbingan Nanik, produk Batik Alsier milik Ari telah menembus pasar Singapura dan diaulat menjadi UKM Top Of The Top kategori Creative Industry (CI) dalam penganugerahan Pahlawan Ekonomi 2016 Kota Surabaya.

MOHAMMAD SYARRAFAH

Berita lainnya:
Restoran `Perompak` Nan Elegan
Percantik Kulit dengan Air Cucian Beras
Waspada Diskon Palsu, Bagaimana Cara Mencegahnya

Berita terkait

Mensos Risma Optimalkan RAPI untuk Penanganan Bencana

16 jam lalu

Mensos Risma Optimalkan RAPI untuk Penanganan Bencana

Langkah terbaru Mensos Risma, dengan memanfaatkan jaringan Radio Amatir Penduduk Indonesia (RAPI) sebagai sarana vital untuk komunikasi darurat di wilayah terdampak bencana.

Baca Selengkapnya

Pengamat Politik Unair Menilai PKB Kikuk di Pilkada Jatim 2024 karena Belum Punya Calon Kuat Hadapi Khofifah

7 hari lalu

Pengamat Politik Unair Menilai PKB Kikuk di Pilkada Jatim 2024 karena Belum Punya Calon Kuat Hadapi Khofifah

PKB dinilai belum memiliki calon kandidat gubernur yang sepadan untuk bertarung dengan gubernur inkumben Khofifah Indar Parawansa.

Baca Selengkapnya

Menteri Risma Ogah Hadiri Undangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

8 hari lalu

Menteri Risma Ogah Hadiri Undangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Pembahasan DTKS tidak perlu dilakukan di tempat mewah. Pembahasan bisa dilakukan di mana saja. Sebab, Risma menilai, hasil rapat lebih penting.

Baca Selengkapnya

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

8 hari lalu

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

Untuk yang baru saja kehilangan ibu, berikut lima tips pakar untuk mengatasi emosi yang sulit sekaligus menyambut Hari Ibu Internasional pada 12 Mei.

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

11 hari lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

14 hari lalu

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

15 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

20 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

20 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

21 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya