TEMPO.CO, Jakarta - Bagi kamu yang gandrung belanja online, sebaiknya berhati-hati sebelum mengklik “Beli” di layar komputer atau ponsel hanya karena tertulis diskon dengan angka yang menggiurkan. Terlebih pada momentum liburan Natal dan tahun baru, pesta diskon dan sale semakin banyak.
Bercermin dari pelaksanaan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang telah berlangsung selama lima kali, masih ditemukan pedagang online yang menaikkan harga produknya sebelum memasang label diskon atau potongan harga. Menanggapi temuan itu, panitia Harbolnas menyatakan hanya bisa memberikan imbauan.
“Kami sebelumnya sudah mengimbau. Kami panitia adalah gabungan berbagai e-commerce, bukan lembaga hukum yang punya kewenangan untuk memberikan sanksi,” kata Miranda Suwanto, Senior Vice President Strategic Partnership and Business Development Lazada, selaku Ketua Panitia Harbolnas 2016 di D’Lab, Menteng Jakarta Pusat, Senin, 19 Desember 2016.
Karena itu, Miranda menyarankan agar konsumen berbelanja dengan cerdas. Sebab, yang bisa menjatuhkan sanksi langsung kepada para pedagang online nakal itu hanyalah pembeli. Misalnya, dengan mem-blacklist atau melaporkan pedagang yang memainkan harga tersebut.
Dari sisi konsumen, Miranda menyatakan, sesuai data survei yang dimiliki Shopback, mitra Harbolnas 2016 dalam bidang uang kembali, didapati bahwa konsumen mulai cukup pintar dalam melakukan transaksi belanja online. “Konsumen melakukan riset sebelum belanja,” ujar Miranda.
Kesadaran konsumen dengan tidak sembarangan membeli merupakan salah satu upaya meningkatkan kewaspadaan saat berbelanja. “Mereka yang belanja offline ke toko fisik pun tidak mungkin sembarang masuk ke toko itu kalau belum membandingkan dengan toko sejenis lainnya,” tutur Miranda.