Brand Fashion Carcel Libatkan Wanita di Penjara  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 21 Desember 2016 16:00 WIB

Perancang busana Veronica D'Souza mendorong perempuan di penjara-penjara Peru untuk membuat label Carcel. Independent.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Perancang busana Veronica D'Souza percaya bahwa cara melepaskan orang dari kemiskinan bukan melalui acara sosial. Karena itu, dia mendirikan Carcel, perusahaan pakaian yang melibatkan perempuan di penjara Peru.

Merek fashion Denmark yang berpusat di Kopenhagen ini hanyalah sebuah ide dalam halaman Kickstarter pada April 2016. Sejak itu, D'Souza dan timnya mengumpulkan lebih dari 351.950 Danish Krone atau sekitar Rp 664 juta sebagai modal awal produksi busana di penjara Cusco, Peru Andes. Rencana itu akhirnya terealisasi pada awal Desember lalu.

Sebelum meluncurkan Carcel, D'Souza bekerja di Kenya untuk meluncurkan Ruby, wadah menstruasi yang dapat digunakan kembali. Setelah mengunjungi sebuah penjara wanita, dia menyadari kemiskinan merupakan faktor utama penahanan. Terlebih, kemiskinan, kejahatan, dan hukuman yang dijalani para tahanan wanita ini seperti lingkaran setan yang tiada putus. Dari situ, D’Souza bertekad menghentikan mata rantai tersebut.

“Carcel tidak dibangun untuk aksi sosial, tapi bisnis sosial,” ujarnya. Kendati busana yang dijual dibuat para tahanan wanita, D’Souza menjamin para pelanggan mendapatkan kualitas terbaik dan desain yang luar biasa. Para tahanan perempuan ini sukarela mendaftar untuk bekerja selama enam sampai delapan jam sehari, dan mereka mendapatkan upah yang sepadan.

Meski begitu, D’Souza tak ingin pelanggan merasa terpaksa membeli karena busana itu buatan para tahanan wanita. Dia ingin orang-orang membeli pakaian karya tahanan karena memang menyukainya, bukan lantaran belas kasihan. “Untuk melakukan semua ini, kami telah melihat berbagai lokasi di dunia, tempat bahan terbaik dan eksklusif berasal,” katanya.

Peru adalah negara yang memiliki wol alpaca dengan kualitas terbaik. “Sebaik kemampuan para perempuan ini bertahan hidup, seperti dipenjara karena menjual narkoba untuk memenuhi kebutuhan,” ujarnya.

Untuk membuat bisnis yang berkelanjutan dan menarik bagi pelanggan, sebuah jumper yang terbuat dari 100 persen wol alpaca dibanderol Rp 1,6-4,1 juta. D’Souza memastikan tahanan perempuan itu tidak dieskploitasi untuk memenuhi kuota produksi. Ke depan, D’Souza berharap bisa bekerja sama dengan para perempuan di India dalam industri sutra organik.

INDEPENDENT | NIA PRATIWI

Berita lainnya:
Inspirasi Gaya dengan Atasan Turtleneck
6 Perilaku yang Menghancurkan Hubungan Cinta
Berolahraga dengan Kursi di Kantor, Simak Gerakan Berikut

Berita terkait

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

3 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

3 hari lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

7 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

10 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

16 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

24 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

29 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

33 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

44 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

4 Maret 2024

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.

Baca Selengkapnya