Bertato dan Tampil Nyentrik di Kantor, Dipecat atau Tidak?
Editor
Sandra
Jumat, 16 Desember 2016 14:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekarang ini, gaya berpakaian saat bekerja tak lagi sekaku seperti dulu. Jika dulu umumnya pekerja kantoran seolah wajib mengenakan pakaian formal, seperti kemeja dan celana atau rok bahan, kini peraturan itu perlahan mulai usang.
Tak sedikit perusahaan yang kini melonggarkan aturan mengenai hal berpakaian, sehingga tak jarang kita melihat karyawan bekerja mengenakan kaos dan celana jeans.
Jika celana jeans dan kaos diberi kelonggaran, lalu bagaimana dengan hal-hal penunjang penampilan lainnya, seperti tato, tindik, gaya rambut nyentrik, dan sebagainya?
Memang merupakan hak Anda untuk memiliki tato, menindik bagian tubuh tertentu, atau memiliki gaya dan warna rambut yang nyentrik. Tapi, bagaimana semua hal itu apabila dikaitkan dengan aturan dan budaya tempat Anda bekerja?
#Tahu aturan tidak tertulis
Ketahui dan pahami apa saja yang dianggap "pantas" di perusahaan. Misalnya, perusahaan memperkenankan karyawan wanita mengenakan gaun. Tapi bukan berarti mereka boleh memakai gaun yang super mini atau super mewah. Atau, karyawan pria diperbolehkan memakai celana pendek. Sekali lagi, itu bukan berarti mereka boleh mengenakan celana yang sampai membuat mereka tampil tak pantas.
#Anda dinilai dari penampilan
Memang sebaiknya jangan pernah menilai seseorang dari penampilan. Tapi, apa mau dikata. Penampilan adalah bagian terluar dari diri Anda yang paling mudah dilihat, sehingga jangan salahkan orang lain apabila mereka menilai Anda berdasarkan penampilan. Itulah sebabnya penting bagi Anda untuk selalu menjaga penampilan.
#Kenakan pakaian yang pas
Pakaian yang terlalu kecil atau terlalu besar akan terlihat kurang baik dan akan membuat Anda tampak kurang profesional. Sebaiknya kenakan pakaian yang ukurannya pas dengan tubuh Anda. Pakaian yang ukurannya pas dengan tubuh akan tampak lebih bagus, pantas, dan rapi saat dikenakan.
#Peraturan dan norma kesopanan
Meski Anda adalah penggila fashion yang selalu mengikuti tren dalam hal berbusana, Anda tetap harus memperhatikan norma kesopanan dan peraturan yang berlaku. Jika sekiranya model pakaian yang tengah menjadi tren itu kurang sesuai untuk dipakai bekerja, atau tidak sesuai dengan peraturan perusahaan, sebaiknya Anda jangan memaksakan diri untuk mengenakannya ke tempat kerja.
#Busana sesuai tema
Mengenakan busana yang sesuai dengan suasana kerja juga perlu. Intinya, jangan sampai Anda salah kostum. Misalnya, Anda berprofesi sebagai guru atau pelatih olahraga. Tentu pakaian yang tepat untuk Anda kenakan adalah pakaian bermodel sporti atau seragam olahraga. Atau, Anda wanita yang berprofesi dengan mobilitas tinggi, sebaiknya kenakan pakaian celana panjang. Pakaian rok atau gaun tentu bisa menghambat aktivitas Anda.
#Perhatikan etika berpenampilan
Potongan rambut dan gaya berpakaian yang nyentrik, serta tato atau tindik, cenderung menyebabkan kekhawatiran bagi banyak orang. Meskipun Anda nyaman dengan penampilan seperti itu, tapi orang lain belum tentu. Di Indonesia sendiri, seseorang yang bertato, bergaya punk, dan berpotongan rambut ala rocker masih identik dengan kekerasan atau premanisme, dan itu bisa menyebabkan orang lain cenderung menghindari Anda. Bahkan, bukan tidak mungkin mereka akan memandang Anda sebelah mata.
HUFFINGTONPOST | LUCIANA
Baca juga:
Cara Bijak Mengatasi Konflik dengan Rekan Kerja
Etika Bicara Besaran Gaji dengan Teman Sekantor
Kini Waktu yang Tepat untuk Perubahan Karier?