Mendadak Rekan Kerja Mendiamkan Anda, Bisa Jadi Itu Ciri Pasif-Agresif

Reporter

Selasa, 29 November 2016 08:23 WIB

Ilustrasi bekerja. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pasif, tetapi agresif juga. Kedua karakter tersebut memang sangat bertolak belakang, tetapi bisa bergabung menjadi sebuah sifat baru seorang manusia, sebuah sifat yang tanpa disadari bisa dimiliki siapa saja, dan menjadi sumber masalah dalam kehidupan sosial. Itulah sifat pasif-agresif.

Apa sebenarnya sifat pasif-agresif itu? Mengapa sifat ini bisa menyebabkan seseorang terasa menyebalkan dalam pergaulan? Bagaimana cara mendeteksi seseorang yang memiliki karakter ini?

Di dalam pergaulan sosial, terutama lingkungan kerja, sangatlah mudah mendeteksi orang-orang dengan karakter agresif. Sebab, mereka cenderung mudah meluapkan emosi; misalnya mengejek, menghina, atau mengkritik secara frontal.

Memang tidak enak rasanya jika bermasalah dengan mitra kerja yang agresif. Namun, setidaknya Anda tahu mengapa mereka meledak-ledak dan alasan Anda dibuat sakit hati. Sebab, sinyal emosi yang disampaikan oleh orang agresif dapat terbaca secara gamblang.

Namun, ada kalanya Anda harus berkonflik dengan rekan kerja yang lebih ‘misterius’. Saat bermasalah dengan mereka, Anda tidak akan ‘diserang’ blak-blakan. Bahkan, mereka akan mengatakan kalau semua baik-baik saja, seolah-olah mereka menunjukkan sikap pasif.

Lalu, hal-hal janggal mulai terjadi. Misalnya, saat berpapasan, mereka tidak menyapa Anda. Padahal katanya tidak ada masalah apa-apa. Anda pun dibuat merasa tidak nyaman, canggung, dan merasa bersalah, tanpa tahu apa sebenarnya yang menjadi permasalahan.

Jika Anda pernah menemui situasi semacam itu di lingkungan kerja, besar kemungkinan Anda tengah berhadapan dengan kolega yang berkarakter pasif-agresif. Tipe orang seperti mereka memang cenderung lebih sulit terdeteksi dibandingkan tipe agresif.

Di dalam bukunya yang berjudul The Superhuman Mind: How to Unleash Your Inner Genius, psikolog Berit Brogaard dan Kristian Marlow menjelaskan pasif-agresif adalah tendensi untuk mengungkapkan ekspresi/emosi negatif secara tidak langsung atau implisit.

Ada lima karakter atau gejala utama seseorang yang memiliki sifat pasif-agresif. Anda dapat mengenalinya untuk mendeteksi apakah ada seseorang di lingkungan kerja Anda yang memiliki sifat tersebut. Atau jangan-jangan Anda sendiri termasuk di dalamnya.

1. Mendiamkan
Ini adalah tanda-tanda paling umum dari seorang pasif-agresif. Saat berkonflik, mereka cenderung mengabaikan atau mendiamkan lawannya. Mereka menolak merespons pembicaraan lawannya atau bahkan menganggap mereka tidak ada.

“Sebenarnya ini sifat agresif, karena sinyal emosi yang dilontarkan sangat eksplisit. Terang-terangan Anda didiamkan. Namun, orang pasif-agresif akan melakukannya dengan lebih ‘diam-diam’ seperti pura-pura tidak lihat saat berpapasan, pura-pura tidak dengar saat Anda mengungkapkan ide di rapat, atau pura-pura sedang fokus pada hal lain saat diajak bicara,” papar Berit di dalam bukunya yang terbit pada 2015 itu.

2. Ejekan halus
Orang pasif-agresif biasanya menghina dengan bahasa yang bias untuk menjatuhkan mental lawan. Misalnya, kalimat mereka seolah-olah bernada memberikan pujian, tetapi jika ditelaah kembali sebenarnya intinya adalah sebuah ejekan.

Contohnya; Anda merasa ada atasan yang sentimen tanpa tahu apa kesalahan Anda. Saat menyerahkan tugas kepadanya, dia merespons, “Oke, terima kasih ya, kamu sudah menyelesaikan tugas dengan baik.” Lalu menambahkan, “Tapi belum sebaik punya si A.”

3. Cemberut
Rasanya tidak nyaman jika berada di dekat orang-orang yang mudah ngambek, suka menggerutu, cemberut, atau moody. Itu adalah tanda-tanda lain dari orang pasif-agresif. Mereka selalu membuat suasana menjadi canggung dan tidak nyaman.

“Misalnya di tempat kerja. Mereka akan mengeluh soal apapun mulai dari atasan, rekan kerja, hingga pekerjaan dan tidak merespons canda rekan kerjanya. Akhirnya, suasana menjadi tidak nyaman tanpa kita tahu mengapa orang tersebut marah,” lanjut Berit.

4. Keras kepala
Orang pasif-agresif biasanya menunjukkan sikap keras kepala secara tidak langsung sebagai bentuk pertahanan diri. Biasanya mereka menunjukkan sikap ini ketika berhadapan dengan orang yang menyinggung egonya.

“Misalnya, saat mereka kedapatan bersalah, mereka tetap akan mempertahankan argumen dan posisinya ketika disalahkan, sekalipun mereka tahu mereka salah. Mereka sengaja melakukannya untuk menjatuhkan mental atau membuat lawannya sebal.”

5. Gagal menyelesaikan tugas
Kecenderungan orang pasif-agresif adalah menghindari tugas yang harus diselesaikan. Mereka akan melimpahkan tanggungjawabnya pada orang lain atau menerima tugas tapi tidak menyelesaikan tepat waktu.

“Orang pasif-agresif cenderung suka menunda-nunda. Mereka tidak mengerti skala prioritas. Mereka selalu punya alasan untuk menghindari tugas. Hal ini bisa terjadi tidak hanya di lingkungan pekerjaan, tetapi juga hubungan pertemanan atau asmara,” jelas Berit.

Sebenarnya, sifat pasif-agresif bisa muncul karena rasa cemburu, iri, maupun gangguan kejiwaan. Akan tetapi, pada beberapa kasus, sifat pasif-agresif bisa merupakan hasil efek samping dari kesalahan dosis obat-obatan anti-psychotic.

Lalu, bagaimana cara menanggulangi orang pasif-agresif? Jangan menasehati mereka. Hal itu akan sangat menyinggung egonya dan mereka bisa membalas Anda dengan lebih menyakitkan. Sebab, sebenarnya orang pasif-agresif sudah tahu soal sifat mereka.

Cara paling efektif justru adalah dengan mengabaikan perilaku negatif mereka dan berpura-pura tidak memperhatikannya. Sebab, jika mereka merasa agresi mereka tidak mempengaruhi Anda, mereka akan berhenti dengan sendirinya.

Apabila mengabaikan mereka saja tidak cukup, karena sikap mereka sudah sangat menyakiti perasaan Anda, cara yang paling disarankan adalah sebisa mungkin tidak usah berhubungan lagi dengan orang tersebut.

Jika Anda sudah terlalu jengah dengan sikap pasif-agresif orang tersebut, berinteraksilah seminimal mungkin dengannya. Komunikasi hanya sebatas pada persoalan profesional. Hal ini akan mencegah mereka melakukan agresi lebih lanjut pada Anda.

BISNIS

Berita lainnya:
Psikolog: Dampak Gadget Berlaku Hingga Anak Tumbuh Dewasa
Ivan Gunawan Janji Promosikan Bordir Kudus di Miss Universe
Hindari Mencabuti Bulu Hidung, Bahayanya sampai ke Otak

Berita terkait

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

13 jam lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

5 hari lalu

Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.

Baca Selengkapnya

4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

7 hari lalu

4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.

Baca Selengkapnya

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

11 hari lalu

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

11 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

16 Januari 2024

Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier.

Baca Selengkapnya

Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

8 Januari 2024

Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis?

Baca Selengkapnya

Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

31 Desember 2023

Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

Baru-baru ini wawancara lama Lee Dong Wook viral. Dia mengungkapkan caranya mempertahankan karier 25 tahun di inudstri hiburan

Baca Selengkapnya

Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

8 Desember 2023

Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

Pentingnya gen Z memiliki pola pikir yang peka serta kepedulian tinggi dalam kesehariannya.

Baca Selengkapnya

Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

11 November 2023

Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

Acara difokuskan pada berbagai tips dan trik merencanakan karier

Baca Selengkapnya