Pedasnya Bisnis Tahu Jeletot Taisi Milik Rosie Pakpahan

Reporter

Senin, 28 November 2016 17:30 WIB

Bisnis Tahu Jeletot Taisi, Rosie Pakpahan. tabloidbintang.com

TEMPO.CO, Jakarta - Anda penggemar makanan pedas? Coba makan tahu jeletot Taisi. Tahu goreng berisi sayuran ini memiliki cita rasa ekstra pedas yang menjadikannya bukan sekadar tahu jeletot biasa. Tahu ini pula yang menjadikan Rosie Pakpahan menjadi seorang pengusaha beromzet ratusan juta rupiah.

Menginjak tahun keempat, Tahu Jeletot Taisi memiliki 177 cabang yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, Cilegon hingga Yogyakarta, dan 9 di antaranya merupakan milik Rosie sendiri. Setiap harinya 10 ribu potong tahu terjual.

Rosie berbagi tugas dengan sang suami, Rudi Sinurat. Rudi fokus ke bagian produksi, sementara Rosie ke bagian pemasaran dan pengembangan produk. “Saya belajar dari mentor saya, pemilik usaha kebab Baba Rafi. Dalam waktu 10 tahun produknya mencapai mancanegara. Target saya, tahun ke-6 masuk mancanegara,” ucap Rosie.

Kesukesan Rosie Pakpahan tidak lepas dari keberaniannya untuk keluar dari zona nyaman. Awalnya, wanita berusia 39 tahun ini bekerja sebagai consumer loan manager di sebuah bank pemerintah. Di tengah karier yang menanjak, Rosie memutuskan menjadi entrepreneur.

Bermacam usaha coba ia rintis, mulai dari cetak buku, sepatu, pulsa, alat tulis kantor, hingga jamur crispy. Akhirnya ia menemukan usaha yang pas, tahu jeletot. Usaha tahu jeletot mulai ia jalankan pada 29 Februari 2012 di teras rumahnya yang berukuran 3 x 3 meter di Perumnas Depok 1.

“Tiga bulan pertama kami melakukan tes pasar kepada orang tua murid, teman anak saya. Ada yang bilang terlalu pedas, terlalu asin, tepungnya terlalu keras, dan lain-lain. Sampai saya menemukan racikan yang pas,” ungkap Rosie. Bermodalkan 10 juta rupiah hasil menggadaikan sepeda motor, Rosie merintis bisnis Tahu Jeletot Taisi menggunakan gerobak.

“Kali pertama jual, laku 200 potong per hari. Per potong saya jual 2 ribu rupiah. Saya tingkatkan 500 potong, habis. Sampai titik puncaknya 1.200 potong, habis. Tahun pertama saya pun sudah punya lima gerobak,” ungkap Rosie.

Ia menjamin tahunya tanpa bahan pengawet. “Tahu putihnya diracik sendiri rekanan kami. Dibuat khusus untuk kami, hanya bisa bertahan 1 x 24 jam,” kata Rosie. “Tepung juga diracik sendiri. Ini yang jadi ciri khas. Yang pasti crispy, kriuk. Cabai yang kami pakai cabai rawit setan. Untuk tingkat kepedasan, tergantung musim. Musim kemarau, pedasnya luar biasa. Giliran musim hujan kadar kepedasannya berkurang,” tambah dia.

Tahun kedua, Rosie menyewa rumah dan lahan kosong di Beji, Depok, sebagai tempat produksi. Ia mulai membuka sistem kemitraan atau waralaba. Dengan nilai investasi 15 juta rupiah, pembeli waralaba Tahu Jeletot Taisi mendapat gerobak, peralatan masak, dan bahan baku. Aturannya, beli putus. Rosie mewajibkan mitranya hanya menjual produk, tanpa modifikasi. Pewaralaba bisa balik modal sekitar 3 bulan.

“Tidak ada royalti, bagi hasil. Dengan menjual 300 potong dengan harga 2.500 rupiah per potong, bisa balik modal dalam tiga bulan,” beri tahu dia. Tahun ketiga, ia membangun kantor dan tempat kerja di Sawangan, Depok. Rosie saat ini mempekerjakan 53 karyawan yang terbagi dalam divisi adminitrasi, produksi, dan distribusi.

TABLOIDBINTANG


Berita lainnya:
Hindari Mencabuti Bulu Hidung, Bahayanya sampai ke Otak
6 Perkataan Pria yang Bikin Perempuan Kesal
Jelajah Empat Kuliner Legendaris di Pasar Baru

Berita terkait

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM

Baca Selengkapnya

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.

Baca Selengkapnya

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.

Baca Selengkapnya

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay

Baca Selengkapnya

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.

Baca Selengkapnya

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?

Baca Selengkapnya