TEMPO.CO, Jakarta - Tak semua makanan atau minuman boleh diberikan kepada bayi. Bayi setelah 6 bulan mulai diberi makanan pendamping air susu ibu (ASI) karena kebutuhan kalori, protein, dan lain-lain tak lagi terpenuhi oleh ASI.
Menurut dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik, Damayanti Rusli Sjarif, makanan pendamping diberikan sevariatif mungkin untuk mencukupi kebutuhan protein, serat, energi, dan sebagainya, guna mendukung pertumbuhan bayi. Selain itu, agar perbendaharaan rasanya meningkat. Jadi, jika umurnya sudah 1 tahun, anak bisa mulai makan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga.
Pemberian makanan kepada anak tak hanya bertujuan memberikan asupan gizi. Selama proses pemberian makanan, anak juga merekamnya dalam memori dan mempengaruhi perkembangan psikologisnya.
Menurut Damayanti, berikut ini makanan yang tak boleh dikonsumsi bayi di bawah satu tahun.
#Madu Madu mengandung spora clostridium. Bayi belum bisa mengeluarkan spora itu sehingga bisa berkembang di dalam tubuh. Jika spora berkembang, bisa terjadi penurunan kesadaran hingga kejang-kejang.
#Gula padat Gula padat, seperti permen, tidak boleh diberikan kepada bayi karena mereka belum bisa mengunyah dengan sempurna.
#Susu UHT Kandungan kalsium dan protein yang tinggi dalam UHT tak kuat dicerna oleh usus bayi yang belum matang. Efeknya, bayi bisa mengalami diare dan dehidrasi.
#Makanan tidak matang Pencernaan dan imunitas bayi belum sempurna, sehingga tak boleh diberikan makanan yang setengah matang. Contohnya telur setengah matang, yang di dalamnya banyak mengandung bakteri salmonella.
#Makanan kaleng Kandungan garam yang terlalu tinggi dalam makanan kaleng, seperti kornet, tidak baik untuk bayi. Namun bukan berarti bayi dilarang memakan garam. Garam tetap diperlukan tapi dengan kadar yang sesuai.
#Sayuran yang tinggi nitrat Bayi disarankan tidak mengkonsumsi sayuran yang mengandung nitrat tinggi, seperti lobak, kubis, dan seledri. Nitrat yang tinggi bisa mengubah sel darah dan menyebabkan kekurangan oksigen.