Anak Umur 1,5 Tahun Sudah Sekolah, Perlu atau Tidak?

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

Senin, 14 November 2016 15:30 WIB

AP/Scanpix Sweden, Fredrik Sandberg

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pertanyaan abadi yang menggenang di hati para ibu adalah kapankah sebaiknya anak boleh bersekolah?

Selama ini, usia 5 tahun dipandang sebagai usia ideal menyekolahkan anak. Namun, beberapa ibu berpandangan anak bisa diperkenalkan dengan sekolah di usia lebih dini. Ini bertujuan untuk melatih si kecil bersosialisasi dengan teman sebaya.

Rupanya, beberapa sekolah di Ibu Kota maupun kota besar lainnya telah mempunyai kelas-kelas yang lebih spesifik untuk merangkul anak di bawah usia 5 tahun. Bahkan, pada usia 1,5 tahun pun si kecil bisa berkenalan dengan sekolah.

Direktur of Operations Kiddie Planet a Montessori Plus Pre-School, Reshma Bhojwani mengatakan, ada banyak cara untuk mengenalkan si kecil pada kegiatan bermain dan belajar. “Di sekolah kami misalnya, anak berusia 1,5 tahun sampai 3 tahun dipersilakan masuk ke toddler class. Usia 3 tahun sampai 4 tahun di explores class. Anak 4 tahun sampai 5 tahun learners class. Sementara anak usia 5 tahun sampai 6 masuk ke achievers class. Mereka diwisuda pada usia 6 tahun,” ujar Reshma.

Kegiatan untuk anak-anak dikemas dengan melibatkan partisipasi orang tua. Akhir bulan lalu misalnya, dunia memperingati United Nation Day. Kiddie Planet menggagas kegiatan memperkenalkan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui cara yang unik. Pendekatan pada anak-anak dilakukan dengan sudut pandang: bahwa di dunia ini, ada banyak negara.

Pihak sekolah kemudian berdiskusi dengan orang tua untuk memilih negara apa saja yang akan diperkenalkan kepada anak-anak. Mereka memilih empat negara yang mewakili empat benua yaitu: Korea Selatan (Asia), Spanyol (Eropa), Brasilia (Amerika), dan Australia (benua Australia).

Anak-anak belajar mengenali bendera negara, kebudayaan, dan makanan khas negara tersebut. Ini salah satu cara mengajak si kecil mengenali dunia dalam konteks yang sederhana. “Empat ruang kelas dihiasi dengan atribut negara masing-masing. Anak-anak yang hendak masuk ke negara (ruang kelas) itu harus 'permisi' dengan memperlihatkan paspor (buatan) untuk distempel. Di kelas mereka mengenal makanan, pakaian adat, dan lain-lain. Pada hari terakhir orang tua kami undang untuk mendampingi si kecil. Tujuannya, menciptakan rasa nyaman kepada anak. Dari kegiatan seru-seruan ini anak sadar bahwa mereka bagian kecil dari dunia,” kata Reshma.

Ada orang lain dengan bahasa berbeda, pakaian berbeda, dan makanan berbeda yang juga hidup. Mereka meski berbeda, patut kita hormati dan kita sayangi. “Itulah pesan yang ingin kami sampaikan kepada si kecil. Jadi kalau ditanya apakah efektif saya kira efektif. Mengingat, belajar bisa apa saja dan setiap sekolah memiliki cara kreatif dengan melibatkan orang tua (di beberapa kegiatan) untuk mendidik si kecil bersama-sama,” ujarnya.

TABLOIDBINTANG

Baca juga:
Tips Memotret Saat Wisata Bersama Anak
Ayo, Kita Buat Wadah dengan Bahan Sederhana
Popok Anak Anda Mengandung Bahan Kimia Berbahaya?

Berita terkait

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.

Baca Selengkapnya

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.

Baca Selengkapnya

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini

Baca Selengkapnya

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.

Baca Selengkapnya

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.

Baca Selengkapnya