TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang tua mengharapkan anaknya tumbuh sehat dan bahagia. Tak ada orang tua yang ingin melihat anaknya bersedih. Sebagai orang tua, sudah tugas Anda membuat anak menjadi seseorang yang bahagia atas hidupnya.
Berikut ini tujuh rahasia mewujudkan anak tumbuh bahagia.
1. Jadilah ibu yang bahagia
Anda mungkin sudah ratusan kali mendengar ungkapan, “Ibu yang bahagia melahirkan anak yang bahagia.” Jika ibu tidak bahagia, tak ada seorang pun yang bahagia di rumah. Karena itu, jadilah ibu yang berbahagia. Jangan kesal dan marah hanya karena masalah sepele. Jangan jadikan tumpahan susu atau remahan makanan di lantai alasan untuk kesal dan tidak berbahagia. Hal terbaik yang bisa Anda lakukan, nikmati setiap momen, baik dan buruk, menyenangkan dan mengesalkan. Tunjukkan kepada anak-anak bagaimana wajah orang yang bahagia. Buat mereka tumbuh besar dengan melihat ibu mereka selalu bahagia, berkata baik, dan mencintai mereka juga sesama.
2. Biarkan anak menangis
Tentu saja, tak ada orang yang benar-benar bahagia setiap saat. Pasti ada momen bersedih, ketika kehilangan seseorang yang dicintai atau ketika mengalami kemalangan. Kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan adalah bagian esensial dari pengalaman hidup manusia. Biarkan anak-anak merasakannya. Jangan melarang anak menangis ketika bersedih. Semakin nyaman anak dengan emosi “negatif” itu, semakin baik mereka memaknai kebahagiaan dan perasaan menyenangkan. Lagi pula, bersedih juga menjadi salah satu bentuk empati. Biarkan anak menjadi seseorang yang sensitif terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan merasakan kesedihan—yang tentunya tak enak—anak-anak akan lebih menghargai pentingnya untuk merasa bahagia.
3. Berikan lebih banyak waktu
Banyak anak yang berlimpah materi, tapi hidupnya hampa dan tidak bahagia. Sebab, banyaknya mainan dan materi yang berlimpah tidak bisa mengisi kekosongan di hati mereka. Jika boleh memilih, anak-anak menginginkan lebih banyak waktu bersama orang tua ketimbang bergelimang mainan mahal. Sempatkan lebih banyak waktu luang untuk anak-anak di tengah kesibukan kerja Anda.
4. Terima keunikan anak
Setiap anak unik dan berbeda. Terimalah mereka apa adanya. Jangan membandingkan atau menyamakan mereka dengan siapa pun karena itu akan membuat mereka tidak percaya diri. Anak bukan tentang keinginan orang tua, tapi tentang bagaimana orang tua bisa menerima mereka apa adanya. Tugas Anda sebagai orang tua, memahami sifat dan keunikan setiap anak. Menggali dan memaksimalkan potensi mereka, bahkan menerima setiap kekurangan mereka.
5. Katakan “tidak”
Anak yang bahagia bukanlah anak yang bisa mendapatkan semua keinginan, melainkan anak yang bisa menghadapi dan menerima kenyataan pahit dengan lapang dada. Anda mungkin memanjakan mereka. Namun, ketika tumbuh dewasa, mereka akan mendapati kenyataan dunia sering berkata “tidak” terhadap keinginan mereka. Jika Anda ingin anak bahagia, biarkan mereka terbiasa mendapat penolakan atas keinginan yang berdampak buruk untuk mereka. Kelak mereka akan mengerti mengapa Anda berkata “tidak” dan berbahagia akan itu.
6. Ajarkan berterima kasih
Mengucapkan “terima kasih” menjadi dasar perilaku baik seseorang. Sebuah penelitian menunjukkan, orang yang senantiasa berterima kasih dalam keseharian mereka merasa 25 persen lebih bahagia daripada yang tidak melakukannya. Berterima kasih juga salah satu wujud bersyukur. Dengan selalu berterima kasih atas sesuatu yang didapat, anak akan belajar bersyukur atas hal yang dimilikinya dan berbahagia karenanya.
7. Santai saja
Salah satu kenyataan paling pahit yang harus diterima orang tua, mereka harus tetap menyaksikan anak mengalami kejadian buruk, seperti terjatuh, terluka, sakit, dan isu-isu emosional lain, tak peduli berapa banyak artikel, seminar, dan buku parenting yang telah Anda baca. Tak masalah. Hadapi realitasnya. Tak perlu orang tua yang ambisius untuk menumbuhkan anak yang bahagia. Pasrah dengan ambisi menjadikan anak yang benar-benar bahagia sebenarnya membuat Anda lebih mudah menjadi orang tua dan memiliki anak yang bahagia. Santai saja. Nikmati setiap prosesnya dengan bahagia.
TABLOIDBINTANG
Berita lainnya:
Tahapan Anak Belajar Jalan
Cara Efektif Menghindari Anak Keras Kepala
Pentingnya Kemampuan Bersosialisasi pada Anak