TEMPO.CO, Jakarta - Anemia merupakan kondisi kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah daripada normalnya. Hal ini ditandai oleh gejala 5 L (lesu, letih, lemah, lelah, dan lalai) serta beberapa gejala lain, seperti sakit kepala, pusing, mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, sulit konsentrasi, dan pucat pada di bagian wajah, mata, bibir, kulit, kuku, serta telapak tangan.
Berdasarkan riset kesehatan dasar 2013, wanita hamil merupakan kelompok yang paling sering terkena anemia, yaitu sekitar 37,1 persen. Wanita yang memasuki masa kehamilan dalam keadaan anemia bisa mengalami pendarahan waktu melahirkan dan risiko bayi lahir dengan berat badan yang rendah.
Selain ibu hamil, ibu bekerja merupakan kelompok yang rentan mengalami anemia karena kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi (padahal mereka membutuhkan zat besi yang lebih banyak), siklus menstruasi, periode kehamilan, masa menyusui, serta pola hidup yang tidak sehat, seperti tidur tidak teratur dan kurang istirahat.
Mencegah anemia tidak hanya dilakukan dengan mengkonsumsi sumber makanan hewani yang kaya zat besi, tapi juga dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi. Sebaliknya, hindari minuman yang bisa menurunkan penyerapan zat besi, seperti teh, kopi, atau susu, ketika sedang makan.
Alternatif lain untuk mencegah anemia adalah mengkonsumsi suplemen sesuai dengan anjuran dokter.
TABLOIDBINTANG
Berita lainnya:
Bahaya Paparan Bahan Kimia Kosmetik pada Ibu Hamil
Tip Adele Menghadapi Depresi Setelah Melahirkan Anak
Embrio Beku Lebih Efektif daripada Embrio Segar untuk Hamil