TEMPO.CO, Jakarta - Tak banyak desainer fashion yang melandaskan karyanya pada warna kulit. Lazimnya, para perancang busana ini memilih motif atau model tertentu sebagai landasan desainnya. Padahal, sebelum memutuskan mengenakan pakaian tertentu, setiap orang mesti menyesuaikan model busana dengan bentuk tubuhnya dan warna kain dengan warna kulit pemakainya. Makanan Enak Pengusir Bau Mulut
Berangkat dari situ, seorang blogger asal Inggris, Habiba Da Silva, memperkenalkan hijab dengan merek Skin. Warna kulit menjadi dasar rancangannya untuk menekan inklusivitas di antara perempuan berhijab dari berbagai latar belakang dan budaya.
“Kampanye Skin terinspirasi dari banyak hal. Pertama, karena passion saya dengan budaya dan tradisi. Kedua, untuk memecah tren banyaknya merek yang hanya mengeluarkan pakaian untuk model berkulit putih dan kurus,” kata perempuan 22 tahun ini.
Hijab rancangan Habiba Da Silva juga bisa dipakai laki-laki. Sebab, teksturnya tidak licin dan desain yang berkerut sehingga dapat dipakai tanpa pin. Ada empat warna berbeda dari rancangan hijabnya.
“Koleksi ini terinspirasi dari ide pernikahan dan semua hijabnya diberi nama dengan kata-kata yang berhubungan dengan pernikahan dalam berbagai bahasa,” ujar Da Silva, yang merupakan keturunan Brasil dan Lebanon.
Warna gelap disebut "Aure", kata Hausa untuk pernikahan; diikuti "Aroosadda", yang merupakan bahasa Somalia untuk kata "pengantin"; "Rukhasti" yang berarti harapan baik untuk seseorang dalam bahasa Urdu; dan warna cerah, "Zaffeh", yang dalam bahasa Arab berarti pawai pernikahan. "Kata pernikahan adalah semua tentang membawa entitas bersama-sama,” tutur Da Silva.
Meskipun semua koleksi hijabnya habis terjual, beberapa pengguna Twitter merasa kecewa dengan harga yang cukup mahal. Sebuah hijab dijual dengan harga £ 20 atau sekitar Rp 320 ribu. Ke depannya, Da Silva akan menambah koleksi warna hijabnya.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
37 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.
