Berbagai busana yang akan ditampilkan di Los Angeles Fashion Week pada 25 September-2 Oktober 2016. Koleksi Laison dari Aurelia Santoso (kiri), koleksi busana Rinda Salmun, Purana dari Nonita Respati, dan Jajaka: Suqqu oleh Ivan Gunawan. TEMPO/Rini K
TEMPO.CO, Jakarta - Gaya resort yang menjadi DNA PURANA kembali dihadirkan. Bereksplorasi dengan teknik brush (mencanting menggunakan kuas besar), kali ini palet yang digunakan adalah popsicle (es krim warna-warni) yang mencuatkan kesegaran tropis khas musim panas. Kesalahan Saat Mencuci Muka
“Tidak mudah awalnya mengajak perajin batik berkreasi menggunakan kuas karena media mereka biasanya pena canting tradisional,” ujar Nonita Respati, Fashion Designer/Creative Director PURANA.
Namun ia meyakini medium baru ini akan menjadi sesuatu yang inovatif dan menyenangkan. Dengan demikian, terciptalah beberapa metode gabungan antara canting dan kuas serta kuas penuh untuk menciptakan motif cipratan air hingga motif gores dan garis kotak yang modern.
Nonita terinspirasi dari Eames House, sebuah rumah ikonik milik desainer sohor Charles dan Ray Eames. Inspirasi ini dia yang dapatkan ketika mengumpulkan moodboard dan menggali salah satu esensi desain yang menjadi kebanggaan warga Los Angeles.
Setelah bermain dengan kuas, PURANA tidak meninggalkan teknik jemputan. Kali ini motif signature dots dihadirkan kembali dengan palet baru menggunakan media kain tenun tangan. Selanjutnya eksplorasi proses tie-dye yang menggunakan teknik pewarnaan buka-tutup, yang prosesnya lebih rumit dibandingkan teknik jumputan pada umumnya, termasuk penggunaan tiga palet dalam satu kain.
“Inovasi PURANA pada teknik kain Indonesia kali ini berfokus pada teknik batik brush, penggunaan palet-palet popsicle yang cerah, dan juga teknik tie-dye yang semakin kompleks dalam prosesnya. Juga pada beberapa koleksi yang menggunakan kain tenun tangan sebagai palet jemputan, sehingga satu kain bisa melalui dua kali proses handmade,” kata Nonita.
Siluet rileks khas PURANA menjadi formula dalam koleksi Spring/Summer 2017 yang kali ini, berkat dukungan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di California, mendapat kesempatan untuk dipresentasikan di Los Angeles Fashion Week.
Selain sederet shirt dresses yang feminin, beberapa tampilan two pieces dengan paduan celana sarong khas PURANA, volumized pants, oversize dresses, dan outerwear, serta sederet gaun formal bersiluet longgar menghiasi keseluruhan 26 koleksi kali ini. “Saya berharap koleksi kali ini memenuhi aspirasi pasar di Los Angeles karena PURANA yakin kain buatan Indonesia, jika diolah dengan tepat dan sensitif terhadap tren dan selera mode internasional, memiliki kesempatan diterima di publik mode global,” tutur Nonita.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
42 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.