Hati-hati Trimester Kedua, Potensi Keguguran Masih Mengancam
Editor
R. Dina Andriani
Rabu, 19 Oktober 2016 10:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tidak sedikit ibu yang antusias menjaga kehamilan pada trimester pertama. Sebab, ada asumsi kehamilan pada trimester pertama lebih rentan keguguran ketimbang trimester kedua. Jadi, ketika memasuki trimester kedua, si ibu lebih santai dan kembali memasang alarm kewaspadaan memasuki bulan ketujuh.
Perlu diingat kalau trimester kedua bukan tanpa risiko. Pusing, kaki bengkak, serta sakit pinggang biasanya mulai terasa pada trimester itu. Apa yang harus kita lakukan?
dr. RA. S. Danis Wati Utari, SpOG, dari Rumah Sakit Umum Bunda Cikini, Jakarta, mengatakan kondisi ibu pada trimester pertama, kedua, dan ketiga sama penting. Ibu hamil harus menjaga kandungan dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas menu makanan. Kalau ibu hanya makan sedikit atau tidak selera makan, perilaku ini akan berimbas pada pertumbuhan sekaligus berat badan bayi.
Pada trimester kedua, potensi keguguran masih bisa mengancam. Penyebabnya bisa jadi riwayat kesehatan ibu. Misalnya, ibu mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes, hipertiroid atau hipotiroid, dan gangguan pengentalan darah alias APS (Antiphospholipid Syndrome). Adapun APS merupakan penyakit yang menghambat aliran oksigen dalam darah dari ibu kepada si bayi.
"Jika volume oksigen untuk bayi berkurang, akan mengancam keselamatan bayi. Pada trimester pertama, bisa saja si bayi kuat melawan terhambatnya asupan oksigen. Tapi pertumbuhan berat badan terganggu. Perlahan, kondisi bayi melemah, dan saat memasuki bulan ketiga menuju bulan keempat, ia meninggal dalam kandungan," kata Danis.
Dia lantas menjelaskan apa saja yang perlu dipantau ibu dan suami memasuki trimester kedua.
1. Pola makan
Ya, terdengar klasik. Tapi percayalah, mengkonsumsi sayur, buah, daging, dan ikan yang kaya protein penting untuk mendukung kesehatan janin. Danis meminta ibu hamil "puasa" makanan cepat saji atau junk food.
2. Tensi darah
Danis pernah menemukan kasus ibu yang pada trimester pertama tensinya normal. Memasuki trimester kedua, tensi melonjak. "Karena itu, harus rutin kontrol. Apalagi kalau ibu punya riwayat atau salah satu anggota keluarganya punya riwayat darah tinggi," katanya.
3. Memantau berat badan ibu
Pada trimester pertama, kenaikan berat badan idealnya satu sampai dua kilogram per bulan. Memasuki trimester kedua, minimal 0,5 kilogram per minggu.
4. Memantau keluhan ibu
Misalnya, pada trimester pertama, si ibu baik-baik saja. Memasuki trimester kedua, ia sering pusing. Bisa saja, pusing itu dipicu oleh lonjakan tekanan darah atau hemoglobin yang rendah. Keluhan yang sering dirasa ibu pada trimester kedua, makin besar kehamilan, ia merasa pegal di area pinggang dan merasa pusing.
"Pusing karena hemoglobin rendah atau tensi tinggi atau tensi rendah. Kalau merasakan pusing, mohon ibu jangan berinisiatif langsung membeli obat sakit kepala di warung," ujar Danis. Selain itu, kaki ibu membengkak. Perlu dicek apakah kaki itu bengkak akibat keracunan kehamilan, pre-eklampsia, atau sekadar karena kebanyakan duduk.
5. Cek kondisi janin dan ketubannya
Apakah pertumbuhan dan berat bayi sesuai dengan umur kehamilan. Patut diingat, ketuban bentuknya seperti balon. Kalau terdapat lubang kecil di situ, itu berarti ketubannya bocor. Volume airnya menyusut. Ini berbahaya. Bocornya ketuban, kata Danis, bisa terjadi pada trimester berapa saja, termasuk trimester kedua.
TABLOIDBINTANG
Berita lainnya:
7 Kesalahan Ibu Hamil di Masa Kehamilan
Pakai Kosmetik Saat Hamil Bisa Memicu IQ Anak Rendah
Mendadak Diabetes Saat Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?