TEMPO.CO, Jakarta - Prediabetes adalah level gula darah yang melebihi normal tapi belum dikategorikan sebagai diabetes. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, pradiabetes bisa menjadi penyakit diabetes melitus tipe 2, gangguan jantung, dan stroke.
Menurut Badan Nasional Kesehatan Amerika, pradiabetes bisa disembuhkan. Langkah pertamanya adalah mencari penyebab pradiabetes dan cara mendeteksinya.
Umumnya, pradiabetes memiliki gejala yang sama dengan diabetes tipe 2. Pankreas biasanya melepaskan hormon insulin lewat makanan agar sel dalam tubuh bisa mengolah kadar gula dari darah sebagai energi. Ketika mengalami pradiabetes, sel tersebut tidak akan memiliki respons yang baik terhadap insulin.
Pradiabetes memiliki kaitan yang erat dengan faktor gaya hidup dan keturunan. Individu yang kelebihan berat badan dan kurang aktif bergerak berisiko tinggi mengalami pradiabetes.
Jika berusia di atas 45 tahun atau memiliki indeks masa tubuh lebih dari 25, sebaiknya Anda memeriksakan kadar gula. Jika dalam pemeriksaan kadar gula darah mencapai 100-125 miligram per desiliter, hal ini menandakan Anda mengidap pradiabetes, seperti dilansir laman Boldsky.
Jika didiagnosis menderita pradiabetes, yang harus dilakukan adalah melakukan pemeriksaan sekurang-kurangnya setiap satu tahun sekali. Sebaliknya, jika didiagnosis tidak mengalami pradiabetes, periksakan kadar gula secara rutin setiap tiga tahun sekali.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
10 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.