Kenapa Anak Terlambat Pubertas?

Reporter

Editor

Sandra

Jumat, 14 Oktober 2016 06:00 WIB

Ibu dan anak remaja. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua kerap khawatir jika melihat anaknya belum menunjukkan gejala pubertas saat anak-anak seusianya telah mengalami pubertas. Anak laki-laki tumbuh tinggi dengan perubahan suara menjadi berat ataupun mulai tumbuh jakun. Pada anak perempuan ditandai dengan datang haid sebagai siklus bulanan.

Beberapa anak mengalami pubertas tepat waktu. Namun ada juga yang terlambat masa pubertasnya. Sebaiknya orang tua tidak perlu panik. Beri dukungan kepada anak agar ia tidak merasa rendah diri saat badan teman-temannya tumbuh cepat.

Tanda-tanda pubertas pada anak perempuan umumnya tumbuh payudara, tumbuh rambut di bawah ketiak dan sekitar vagina, tubuh meninggi dan membesar dalam waktu singkat, mendapat menstruasi, berjerawat, serta tubuh mengeluarkan aroma khas.

Sedangkan pada laki-laki biasanya ditandai oleh membesarnya ukuran testis dan penis; tumbuh rambut di bawah ketiak, sekitar penis, dan sekitar wajah; tubuh tinggi dan membesar dalam waktu singkat; suara berat; mulai muncul jerawat; serta tubuh mengeluarkan aroma khas.

Sebelum membawanya berkonsultasi ke dokter, lebih baik orang tua mengetahui tentang fakta dasar mengapa pubertas terlambat, seperti dilansir laman Boldsky.

1. Faktor genetik. Jika orang tua mengalami pubertas terlambat, kemungkinan besar anak mengalami hal sama.
2. Umumnya, pubertas pada laki-laki lebih lambat dibanding anak perempuan. Meskipun secara umum pubertas dimulai saat anak berusia 9 tahun dan berakhir di usia 15 tahun.
3. Obesitas. Kelebihan berat badan dapat menjadi salah satu faktor anak mengalami masa pubertas yang terlambat. Jika dirasa anak mengalami obesitas, sebaiknya orang tua mendorongnya mengurangi berat badan.
4. Perawatan medis. Untuk anak laki-laki, keterlambatan masa pubertas ini dapat diatasi melalui perawatan medis. Umumnya, mereka menggunakan suntikan.
5. Konsultasi ke dokter. Jika anak telah berusia 15 tahun tapi belum terlihat gejala pubertas, silakan konsultasikan ke dokter.

DINA ANDRIANI

Baca juga:
Pentingnya Menghapus Stigma Negatif Penderita Gangguan Jiwa
Hati-hati, Minum Air Putih Banyak Bisa Bikin Keracunan Air
Masih Normalkah Penglihatan Anda?




Berita terkait

Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas

7 September 2020

Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas

Fase remaja merupakan kesempatan kedua untuk memperbaiki kualitas generasi mendatang, setelah tahap balita.

Baca Selengkapnya

Remaja Yogyakarta Rentan Anemia Karena Suka Diet?

13 Februari 2019

Remaja Yogyakarta Rentan Anemia Karena Suka Diet?

Remaja di Yogyakarta ternyata banyak yang melakukan diDet. Makanan yang tidak mengandung gizi seimbang bisa berakibat stunting.

Baca Selengkapnya

Kurangi Angka Kematian Remaja, Ini Saran dari Dokter

25 Januari 2019

Kurangi Angka Kematian Remaja, Ini Saran dari Dokter

Sebagian besar kematian pada remaja karena penyebab yang dapat dicegah, misalnya kecelakaan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja

20 Desember 2018

Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja

Masa remaja adalah masa di mana perilaku kaum remaja ingin mencoba hal-hal baru. Ini tanda perubahan seks primer dan sekunder remaja.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Mental Dunia, Masalah Jiwa Remaja karena Keluarga

10 Oktober 2018

Hari Kesehatan Mental Dunia, Masalah Jiwa Remaja karena Keluarga

Hari ini dunia memperingati World Mental Health Day atau hari kesehatan jiwa sedunia. Intip salah satu faktor kesehatan jiwa remaja.

Baca Selengkapnya

19 Persen Remaja di Negara Berkembang Hamil Sebelum 18 Tahun

28 September 2018

19 Persen Remaja di Negara Berkembang Hamil Sebelum 18 Tahun

Secara global , 19 persen remaja di negara berkembang mengalami kehamilan sebelum usia 18 tahun. Banyak penyakit seksual yang menghantui remaja.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

17 September 2018

Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

Diet banyak dilakukan remaja. Diet membuat para remaja tidak mau mengkonsumsi makanan lebih bergizi.

Baca Selengkapnya

Ini Persamaan Indonesia dan Australia Terkait Gizi Buruk

15 Mei 2018

Ini Persamaan Indonesia dan Australia Terkait Gizi Buruk

Australia dan Indonesia memiliki masalah yang sama dalam hal gizi buruk. Apa saja persamaan masalah gizi itu?

Baca Selengkapnya

Anak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan

19 Februari 2018

Anak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan

Remaja adalah makhluk yang emosional. Perkembangan otak bagian depan yang belum sempurna menjadi salah satu penyebab emosi anak remaja belum stabil.

Baca Selengkapnya

Remaja Krisis Percaya Diri, Psikolog: Dukung Secara Emosional

28 Januari 2018

Remaja Krisis Percaya Diri, Psikolog: Dukung Secara Emosional

Media sosial dan tren menciptakan tekanan dan standar bagi remaja yang mengakibatkan krisis percaya diri.

Baca Selengkapnya