TEMPO.CO, Jakarta - Sosial media membuat kecanduan dan memiliki beberapa dampak serius pada kesehatan mental. Berikut beberapa alasannya.
#Bikin kecanduan Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen remaja mengecek berbagai media sosial mereka berkali-kali dalam sehari. Beberapa lembaga sampai membuat ukuran untuk tingkat kecanduan tersebut. Hasil penelitian itu menyebutkan bila kita menggunakan Facebook dan Twitter untuk menyelesaikan masalah pribadi, maka sebenarnya masalah itu bertambah banyak.
#Tingkah laku asosial Aktif di media sosial bukan berarti kita orang yang sosial. Terlalu bergantung pada media sosial justru makin menjauhkan kita dari aktivitas di luar ruangan dan bertemu banyak orang. Kita hanya bersosialiasi lewat komputer atau ponsel tapi tidak secara langsung.
#Kegemukan Hasil penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa orang-orang lebih memilih menghabiskan waktu dengan media sosial daripada berolahraga. Menghabiskan 7-8 jam sehari untuk memandangi layar komputer atau ponsel biasanya juga dibarengi dengan mengemil sehinga menyebabkan kegemukan.
#Masalah kepercayaan diri Para dokter telah mendapati makin banyak orang yang mengalami masalah dengan kepercayaan diri belakangan ini. Menurut para dokter, mereka yang terlalu banyak melakukan aktivitas di media sosial memiliki kepercayaan diri yang rendah. Mereka sering membandingkan diri dengan orang lain di media sosial dan kemudian menghakimi diri sendiri.
#Olok-olok cyber Menurut statistik, 95 persen remaja pengguna media sosial pernah menyaksikan olok-olok siber (cyberbullying) di media sosial dan 33 persen di antaranya adalah korban. Menurut para peneliti, kesalahan bukan pada media sosial tapi pada mereka yang terlalu sering tenggelam di dalam media sosial.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
2 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.