Ilustrasi wanita sakit jantung atau sakit memegang bagian dada. shutterstock.com
TEMPO.CO, Jakarta - Tingginya tingkat stres bisa memengaruhi kesehatan, termasuk meningkatkan detak jantung. Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis jantung dan ketua Indonesia Heart Rhythm Society (InaHRS), Yoga Yuniadi, dalam diskusi media bersama Bayer menjelang The 4th Annual Scientific Meeting Indonesian Heart Rhythm Society 2016 pada Rabu (5/10/2016) di Jakarta.
"Menurut penelitian, stres meningkatkan detak jantung seseorang, dan apabila berlangsung dalam jangka waktu yang lama, risiko seseorang terkena penyakit jantung akan meningkat," jelas Yoga.
Selain tingkat stres, mengutip dari hasil penelitian, Yoga mengatakan orang yang memiliki detak jantung lebih besar dari 70 kali per menit memiliki umur yang pendek.
"Agar detak jantung kurang dari 70 kali per menit, lakukanlah olahraga secara rutin," ungkap Yoga.
Menurutnya, orang yang melakukan olahraga secara rutin, misalnya para atlet, memiliki detak jantung yang sangat perlahan.
"Para atlet biasanya memiliki detak jantung sekitar 45-47 kali per menit ketika sedang istirahat. Hal ini disebabkan jantung mereka sangat efisien dalam memompa darah," tuturnya.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
4 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.