TEMPO.CO, Jakarta - Diam tak berbicara selama dua menit, ternyata memiliki dampak yang luar biasa pada kesehatan. Para peneliti sudah membuktikan hal itu. Berikut beberapa alasan ilmiah bagaimana tenang beberapa menit saja berdampak besar pada kesehatan, terutama mental.
#Lebih ampuh dari musik Hasil penelitian menemukan fakta bahwa tenang selama hanya dua menit lebih membuat rileks dibanding mendengarkan musik. Penelitian itu mempelajari bagaimana perubahan pada tekanan darah dan sirkulasi darah di otak. Karena itulah kita disarankan untuk menenangkan diri selama beberapa menit.
#Regenerasi sel-sel otak Sebuah penelitian pada 2013 mempelajari efek ketenangan pada otak tikus. Hasilnya, setelah dua jam, tikus-tikus tersebut berada dalam ketenangan, maka sel-sel otak di bagian hippocampus mereka pun melakukan regenerasi. Bagian tersebut berhubungan dengan daya ingat, emosi, dan proses belajar. Penelitian itu menarik kesimpulan bahwa ketenangan membantu sel-sel otak beregenerasi.
#Membantu perkembangan kognitif Dampak dari polusi suara pada kemampuan kognitif otak manusia terus dipelajari. Hasilnya, salah satu penelitian menemukan fakta bahwa anak-anak yang tinggal atau bersekolah dekat jalan kereta api atau jalan raya, mengalami perkembangan kognitif dan kemampuan berbicara yang lebih lambat.
#Ketenangan mengurangi stres dan tekanan Saat stres kita pasti tak bisa tenang. Ketenangan mengurangi hormon stres. Karena itulah kita jadi lebih tenang dan lebih siap menghadapi situasi yang membuat stres.
#Membentuk pemikir hebat Orang-orang yang selalu tenang dalam situasi yang membuat stres adalah para pemikir hebat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Talentsmart para penampil hebat memiliki satu kesamaan, yakni kemampuan untuk tetap tenang dan mengontrol diri dalam situasi yang membuat stres. Mereka menemukan ketenangan di sekitar kekacauan dan memanfaatkannya.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
2 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.