TEMPO.CO, Jakarta - Mitos seputar menyusui. Ibu menyusui tentu sering mendengar mitos soal asupan makanan ibu dan pengaruhnya pada ASI. Benarkah jika ibu banyak mengonsumsi makanan pedas, ASI juga akan terasa pedas dan mengakibatkan bayi mencret?
Berikut 6 fakta seputar makanan ibu menyusui dengan produksi ASI.
1. Kuantitas makanan tidak berpengaruh pada produksi ASI
Prinsip produksi ASI adalah berdasarkan supply and demand. Hal yang paling berpengaruh pada jumlah produksi ASI, tak lain seberapa banyak dan sering ASI dikeluarkan, entah disusui atau diperah. Semakin sering ASI dikeluarkan, semakin banyak produksi ASI selanjutnya.
Perwakilan Australia's National Health and Medical Research Council (NHMRC) mengatakan, "Bahkan ibu-ibu di negara yang mengalami kekurangan pangan tetap bisa memproduksi ASI dalam jumlah memadai." Yang terpenting, ibu harus menyusui sesuai dengan kehendak bayi dan harus selalu berpikiran positif bahwa ASI mereka cukup untuk bayi.
2. Anda butuh lebih banyak kalori
Dalam kondisi normal, ibu menyusui memang lebih mudah merasa lapar. Saat memproduksi ASI, tubuh butuh ekstra kalori. Inilah yang menyebabkan ibu menyusui lebih cepat lapar. Jangan ragu segera makan begitu merasa lapar. Lupakan soal diet kalori selama menyusui. Selama ibu menyusui, harus mengkonsumsi makanan dengan gizi berimbang agar nutrisi dalam tubuh ibu tidak tekor karena digunakan untuk produksi ASI.
3. Makan ikan baik untuk perkembangan otak dan mata bayi
Keseluruhan lemak, kadar laktosa, dan protein ASI tidak terpengaruh asupan makanan. Namun jenis lemak yang dikonsumsi memberikan beberapa pengaruh pada jenis lemak yang terkandung dalam ASI. Jadi, jika ingin ASI Anda banyak mengandung asam lemak tak jenuh dan omega 3 yang baik untuk perkembangan otak dan mata, makanlah lebih banyak ikan.
4. Makanan tidak memengaruhi komposisi ASI
Semua makanan yang dikonsumsi ibu akan melalui proses pencernaan, kemudian diserap sari-sarinya oleh tubuh. Maka, tidak ada kaitannya antara komposisi makanan dan komposisi ASI yang dihasilkan. ASI selalu terdiri dari dua bagian, ASI yang keluar di awal yang encer dan kaya protein disebut foremilk, sementara ASI yang keluar belakangan yang kental dan kaya lemak disebut hindmilk, terlepas apa pun yang dikonsumsi ibu. Baik foremilk dan hindmilk sama-sama dibutuhkan bayi, sehingga tidak ada yang lebih penting.
5. Tidak ada kaitan rasa dan suhu makanan dengan rasa ASI
Tidak benar menyantap makanan pedas membuat ASI pedas, minum air es membuat ASI dingin, dan memakan ikan membuat ASI amis. Hanya saja, terlalu banyak makan pedas dikhawatirkan akan memicu diare. Sama saja dengan orang-orang pada umumnya, kan? Pada dasarnya tidak ada pantangan makanan untuk ibu menyusui. Namun beberapa bayi senstif dengan protein susu dan produk turunannya atau alergi terhadap boga bahari.
Ibu harus mencermati, apakah bayi alergi makanan tertentu. Jika tidak, makanlah sesuka hati Anda. Mengapa ibu menyusui harus mengkonsumsi makanan sehat, agar kesehatannya terjaga dengan baik—hal yang sama berlaku untuk umum, toh? Karena ibu yang sehat akan mampu merawat anak dengan baik. Kualitas kesehatan ibu yang baik akan berpengaruh pada kualitas kesehatan anak pula.
6. Makan sayur-sayuran tidak berpengaruh pada pencernaan bayi
Jika bayi Anda tidak buang air besar setiap hari, bukan lantaran ibunya kurang makan sayur-mayur. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif umumnya tidak akan mengalami sembelit karena ASI mengandung zat pencahar alami. Frekuensi buang air besar yang jarang pada bayi ASI disebabkan karena ASI sangat mudah dicerna dan diserap dengan sempurna oleh tubuhnya, sehingga tidak ada ampas sisa yang dibuang.
Maka, tak perlu panik jika bayi Anda yang mendapatkan ASI eksklusif tidak buang air besar berhari-hari. Kondisi itu normal, bila bayi tenang dan tidak rewel.
Berita lainnya:
Kegiatan yang Meninggalkan Kenangan Manis untuk Anak
Hati-hati Posting Soal Kehamilan di Media Sosial
Jangan Terkecoh Anak Ngambek dan Berbohong, Itu Manipulasi