Ni Nengah Widiasih dan Mimpi Gimnasium

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 30 September 2016 16:00 WIB

Atlet angkat besi Ni Nengah Widiasih. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Solo - Beban 95 kilogram di gelanggang angkat berat Paralympic Games 2016 Rio de Janeiro, Brasil, awal bulan ini membawa perunggu untuk Indonesia. Ni Nengah Widiasih yang mempersembahkan medali itu.

Sensualitas Aurel Hermansyah

Ribuan kilometer dari Brasil, di Banjar Bukit, Desa Sukadana, Bali, tangis haru keluarga Widiasih pecah bersamaan ketika menyaksikan keberhasilan Widiasih lewat siaran televisi. Keluarga yang tinggal di daerah tandus itu harus begadang semalaman demi menyaksikan aksi anak perempuan satu-satunya itu menjelang subuh.

"Itu pertama kalinya keluarga nonton bareng pertandingan saya," kata Widiasih saat ditemui di Solo, Jawa Tengah. Maklum, Paralympic merupakan pesta olahraga besar setara Olimpiade. Event itu menjadi panggung terbesar yang dia ikuti sepanjang kariernya sebagai atlet angkat berat. Selama ini, dia menyampaikan keberhasilannya meraih medali hanya melalui telepon.

Ni Nengah Widiasih lahir 24 tahun silam di sebuah banjar yang terletak di kaki Gunung Agung. Di desanya yang tiris air itu, orang tua Widiasih mencukupi kebutuhan keluarganya dengan berladang. Saat berusia tiga tahun, Widiasih sakit panas tinggi. Anak kedua dari empat bersaudara itu terkena polio, yang menyebabkan kakinya tidak bisa berfungsi normal. Sejak itu, dia harus hidup dengan kursi roda.

Kondisi tersebut membuat orang tuanya menyekolahkan Widiasih ke Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jimbaran di Bali. Di tempat itulah dia bisa belajar bersama anak difabel lainnya. Di masa awal pendidikannya, Widiasih lebih sering mengikuti perlombaan cerdas cermat. "Sering diminta mewakili YPAC," katanya.

Kakak sulungnya, I Gede Suantaka, yang mendorongnya ikut kejuaraan nasional angkat berat, saat Bali menjadi tuan rumah kejuaraan tersebut, sepuluh tahun silam. "Kebetulan kakak saya memang atlet angkat berat," ujar dia. Usia Widiasih dengan Suantaka hanya terpaut dua tahun. Dia salah satu sosok yang kerap memberikan semangat dan bimbingan kepada Widiasih untuk berlatih angkat berat.

Latihannya untuk mengikuti kejurnas itu cukup singkat. "Sekitar dua-tiga bulan," katanya. Tapi latihan intensif tersebut membuatnya mendulang medali emas. Keberhasilan itu lantas melecut semangatnya. Apalagi, kakak dan teman-temannya selalu mendampinginya berlatih. Setahun sesudahnya, dia resmi masuk ke pusat pelatihan nasional.

Terkilir, salah urat, otot sobek, hingga tulang selangka yang meleset menjadi bagian dari hari-harinya. Tapi dia pantang mundur. "Hanya butuh perawatan dan istirahat dua-tiga hari," katanya. Setelah itu, dia kembali berlatih dengan porsi normal. Latihan paling berat dilakoninya menjelang ASEAN Paragames 2011 di Solo, Jawa Tengah. Saat itu, Widiasih duduk di bangku sekolah menengah atas di Bali.

Proses latihan membuatnya harus sering meninggalkan kelas. Bahkan, dia pernah absen sekolah hampir setahun. Saat mengerjakan tugas dan ujian, dia mengandalkan jaringan pertemanan. "Tinggal nyontek punya teman yang sudah dikerjakan lebih awal," katanya, tertawa.

Perunggu yang diperolehnya di Rio tidak membuatnya puas. Dia masih membidik medali-medali lain di pertandingan angkat berat. Bonus uang, seperti yang dia terima dari pemerintah saat menang di Paralympic, juga menjadi incarannya. "Ngumpul-ngumpulin modal," katanya. Widiasih bermimpi memiliki sebuah gym di Bali. Dia ingin mendedikasikan pusat kebugaran itu untuk sesama penyandang disabilitas.

NI NENGAH WIDIASIH
Lahir: 12 Desember 1992
Alamat: Banjar Bukit, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali

Pendidikan:

1. SD YPAC Jimbaran Bali
2. SMP YPAC Jimbaran Bali
3. SMA Dwijendra Nusa Dua

Prestasi, diantaranya:
1. Emas Kejurnas di Bali, 2006
2. Perunggu ASEAN Paragame, Thailand, 2008
3. Perak ASEAN Paragames di Malaysia, 2009
4. Emas ASEAN Paragames, Solo, 2011
5. Perak Asia Open di Malaysia, 2013
6. Emas ASEAN Paragames, Myanmar, 2013
7. Perunggu Paralympic Games, Brasil, 2016

AHMAD RAFIQ (SOLO) | AISHA SHAIDRA

Berita lainnya:
Ketika Whistlist Jadi Bumerang, Hati-hati!
Kiat Mengatur Belanja Bulanan Agar Tepat dan Hemat
Jenis Aktivitas Ringan dan Makanan buat Kamu yang Diet

Berita terkait

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

16 jam lalu

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

Setelah timnas Indonesia U-23 dikalahkan Irak saat perebutan peringkat ketika Piala Asia U-23 2024, Ali Jasim mengungkapkan harapannya

Baca Selengkapnya

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

2 hari lalu

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

Ilham Rio Fahmi akan berusaha membalas kepercayaan dari pelatih kepala Shin Tae-yong apabila diturunkan dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

2 hari lalu

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024, diangkat sebagai simbol kebebasan danrepresentasi alegori Republik Prancis.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

4 hari lalu

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

Shin Tae-yong yakin para pemain Timnas U-23 Indonesia bisa tampil baik melawan Irak di Piala Asia U-23 2024 dan meraih tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

6 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

6 hari lalu

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

Piala Asia U-23 2024 mulai mendekati laga puncak. Empat tim akan bersaing pada babak semifinal yang akan dimainkan hari Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Maulwi Saelan Cs, Tentara Bawa Harum Timnas Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956

7 hari lalu

Profil Maulwi Saelan Cs, Tentara Bawa Harum Timnas Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah berlaga di Olimpiade Melbourne pada 29 November 1956. Maulwi Saelan cs berhasil melaju hingga perempat final.

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

7 hari lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Daftar Atlet Indonesia yang Sudah Lolos ke Olimpiade 2024: 18 Lewat Kualifikasi, 2 Lewat Wild Card

13 hari lalu

Daftar Atlet Indonesia yang Sudah Lolos ke Olimpiade 2024: 18 Lewat Kualifikasi, 2 Lewat Wild Card

Indonesia kembali menambah atlet yang lolos ke Olimpiade 2024, yakni atlet dayung putra La Memo.

Baca Selengkapnya

Atlet Dayung Indonesia La Memo Berhasil Raih Tiket Olimpiade 2024

13 hari lalu

Atlet Dayung Indonesia La Memo Berhasil Raih Tiket Olimpiade 2024

Atlet dayung putra Indonesia La Memo berhasil meraih tiket Olimpiade 2024. Lolos untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya