Malaikat Maut Itu Bernama Polusi Udara

Reporter

Kamis, 29 September 2016 05:11 WIB

Ilustrasi polusi udara. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 90 persen penduduk dunia tinggal di wilayah dengan polusi udara melebihi batas yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demikian data terbaru menunjukkan pada Selasa (27/9/2016). Sekitar tiga juta orang meninggal setiap tahun karena polusi udara terbuka, sebagian besar di antaranya dari Cina, kata WHO.

WHO menggunakan peta interaktif untuk menunjukkan tempat-tempat polusi udara berbahaya di setiap negara. Peta tersebut juga "memberikan dasar bagi pengawasan kemajuan upaya memerangi polusi udara," kata Flavia Bustrea, Asisten Direktur Jenderal WHO dalam pernyataan tertulis.

Sekitar 6,5 juta orang meninggal akibat polusi udara -- baik di ruangan tertutup maupun terbuka -- pada 2012. Angka tersebut setara dengan 11 persen semua kematian pada tahun yang sama.

Cina, negara yang terkenal karena buruknya kualitas udara, menyumbang angka kematian terbanyak akibat polusi udara terbuka dengan jumlah lebih dari satu juta orang.

Secara keseluruhan, 94 persen kematian pada tahun tersebut diakibatkan oleh penyakit tidak menular seperti kardiovaskular, paru-paru kronis, dan kanker paru-paru. WHO menambahkan bahwa polusi udara "juga meningkatkan risiko infeksi pernapasan akut."

Hampir 90 persen kematian terjadi di negara-negara berpendapatan menengah ke bawah. Sekitar 75 persen terjadi di Asia Tenggara dan Pasifik Barat.

"Polusi udara terus membawa kabar buruk kesehatan bagi populasi paling rawan seperti perempuan, anak-anak, dan manusia lanjut usia. Untuk menjadi sehat, mereka harus menghirup udara segar secara terus menerus," kata Bustrea.

Menurut WHO, penyebab utama polusi udara di antaranya adalah moda transportasi yang tidak efisien, pembuangan gas rumah tangga, pembakaran sampah, pembangkit listrik tenaga batu bara, dan aktivitas industrial.

"Perlu tindakan yang cepat untuk menangani persoalan ini," kata Maria Neira, direktur departemen kesehatan publik, lingkungan dan sosial dari WHO.

"Solusi yang bisa diterapkan di antaranya adalah transportasi ramah lingkungan, manajemen sampah yang baik, energi terbarukan, dan pengurangan emisi industrial," kata dia.

Perhitungan polusi udara oleh WHO diukur oleh 16 ilmuwan dari delapan institusi internasional. Mereka mengumpulkan data dari 3.000 lokasi dengan pengawasan polusi dari darat dan analisis gambar satelit.


BISNIS.COM


Artikel lain:
Jangan Katakan ini pada Mereka yang Akan Bercerai
Jangan Takut Makan Petai, Banyak Manfaatnya lho!
12 Cara Sederhana Atasi Masalah Lambung

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

24 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

43 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

28 Agustus 2023

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

18 Agustus 2023

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

Pemerintah berencana kenakan pajak pencemaran lingkungan. Hal ini tertuang dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Begini bunyinya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

27 Juli 2023

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

Hari Sungai Nasional merupakan bentuk apresiasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.

Baca Selengkapnya