TEMPO.CO, Jakarta - Perceraian tidak hanya mempengaruhi kondisi mental, tapi juga kebugaran tubuh Anda. Berbagai peristiwa yang mengarah pada putusnya suatu hubungan dan perceraian bisa menimbulkan stres kronik yang memberikan dampak negatif bagi setiap organ dan sistem dalam tubuh.
"Emosi negatif yang timbul akibat perceraian, seperti rasa sedih, cemas, khawatir, dan kewalahan, merupakan bentuk stres bagi tubuh," ujar psikolog asal Chicago, Elizabeth Lombardo.
Menurut penelitian pada 2015 yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation: Cardiovascular Quality and Outcomes, wanita yang bercerai memiliki risiko 24 persen lebih besar terkena serangan jantung. Adapun wanita yang bercerai lebih dari satu kali memiliki risiko 77 persen lebih besar terkena serangan jantung.
Tidak jauh berbeda, penelitian lain menunjukkan mereka yang bercerai memiliki risiko lebih besar mengidap penyakit jantung dan diabetes serta masalah mobilitas, seperti mengalami kesulitan naik tangga. Sedangkan untuk dampak psikologis, perceraian sangat mempengaruhi kesehatan mental dan mereka yang pernah mengalami depresi kemungkinan besar akan kembali mengalami depresi ketika bercerai.
Hal ini disebabkan tingkat stres tinggi, yang akhirnya memicu peningkatan tekanan darah dan mengganggu kinerja sistem imun tubuh. Untuk mengatasinya, Elizabeth menyarankan mereka yang bercerai untuk meluangkan waktu merawat diri sendiri. "Berkumpul bersama teman, menari ketika mendengar lagu favorit, dan lakukan yoga."
Seberapa sulitnya suatu kondisi, mereka yang bercerai membutuhkan waktu untuk menenangkan diri dan kembali pada keadaan normal. Ketika Anda bisa menekan tingkat stres, maka kondisi fisik dan mental juga akan semakin membaik.