TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan tempat Anda bekerja mengalami kerugian besar. Berbagai isu mengenai upaya penyelamatan perusahaan mulai berembus, salah satunya adalah rencana pengurangan karyawan. Menghadapi situasi ini, terbersit dua pertanyaan dalam benak Anda: Apakah PHK akan terjadi? Dan, apakah Anda menjadi salah satu orang yang akan terkena PHK itu?
Tentu perusahaan tak bisa sekonyong-konyong melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya begitu saja. Ada pedoman dan peraturan tertentu yang harus dipatuhi dan diikuti. Dalam serikat kerja, biasanya ada aturan senioritas yang khas: yang terakhir masuk perusahaan adalah yang pertama keluar.
Artinya, karyawan-karyawan baru berpeluang lebih besar untuk diputuskan hubungan kerjanya. Namun, ada juga yang memberlakukan peraturan lain, yakni hanya manajemen yang berhak dan memiliki kekuasaan untuk memutuskan karyawan mana yang harus keluar dan yang tetap tinggal.
Berikut adalah lima jenis karyawan yang memiliki peluang paling besar terkena PHK:
Karyawan yang peran kerjanya berpotensi digantikan outsourcing
Sebelumnya, hanya pekerja call center dan customer service saja yang berisiko tinggi terkena PHK karena outsourcing. Namun kini, di zaman serba digital seperti saat ini, setiap pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan koneksi internet dan telepon, juga berpotensi terkena risiko yang sama.
Karyawan yang menolak belajar keterampilan baru
Jika Anda ingin mengamankan diri pada posisi dan tempat kerja, jangan menolak kesempatan untuk belajar keterampilan baru. Jika Anda menolak, itu sama saja Anda menjadikan diri Anda sebagai target utama untuk di-PHK. Pihak perusahaan pun akan punya alasan kuat untuk mem-PHK Anda. Mereka dapat menyatakan bahwa Anda tidak lagi dapat atau bersedia menyelaraskan diri untuk tujuan masa depan perusahaan.
Karyawan pemalas
Beban pekerjaan Anda terbilang ringan. Bahkan tugas yang harus Anda kerjakan pun hanya sedikit. Setelah semua tugas selesai, alangkah baiknya Anda tidak berleha-leha dan bersantai ria. Kalaupun ingin begitu, setidaknya jangan terlalu mencolok hingga disadari oleh atasan dan rekan kerja yang lain. Namun, akan lebih baik dan bijak bila Anda menawarkan diri untuk mengerjakan tugas tambahan (meski cuma untuk formalitas belaka). Jika Anda tidak mencari atau meminta tugas tambahan, dan atasan menyadari bagaimana ringannya beban kerja Anda selama ini, ada kemungkinan Anda bisa masuk ke dalam daftar karyawan yang akan di-PHK.
Karyawan yang berperilaku buruk
Sering datang terlambat untuk presentasi penting, suka memancing keributan dengan rekan kerja lain, sering bersikap dan berbicara kasar, bahkan suka menjelek-jelekkan perusahaan di hadapan umum. Tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari diri Anda, selain enyah dari tempat kerja dengan segera.
Karyawan yang menambah berat beban keuangan perusahaan
Jika Anda diberi kewenangan untuk memberhentikan karyawan dari pekerjaannya demi mengurangi beban pengeluaran perusahaan, manakah yang akan Anda pilih? Satu orang karyawan level tinggi bergaji besar, atau tiga orang karyawan level rendah bergaji kecil?
Ini tentu bukan pilihan yang mudah, terlebih jika karyawan-karyawan itu memiliki kinerja yang baik selama ini. Namun, mengingat kondisi keuangan perusahaan yang sedang krisis, tetap harus ada yang berkorban.
Secara logika, tentu karyawan level tinggi bergaji besarlah yang, apabila bersedia berkorban, bisa membantu menyelamatkan keuangan perusahaan beserta segenap awaknya. Namun, tentu tak akan semudah itu pelaksanaannya. Pastinya karyawan tersebut tidak akan mau diberhentikan dari pekerjaannya.
Coba buat kesepakatan dengan karyawan itu:
- Bersedia diberhentikan dari pekerjaan atau perusahaan, atau
- Tetap bisa melanjutkan kerja di perusahaan, namun dengan syarat gaji bersedia dipangkas.
TIME | LUCIANA
Baca juga:
ini-tipsnya-supaya-resume-anda-diterima-perusahaan-favorit
bentuk-personal-brand-lewat-media-sosial
5-cara-memotivasi-diri-dalam-bekerja
Berita terkait
Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional
3 hari lalu
Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.
Baca SelengkapnyaGen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup
8 hari lalu
Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.
Baca Selengkapnya4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran
10 hari lalu
Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.
Baca Selengkapnya5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn
14 hari lalu
Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.
Baca Selengkapnya15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan
14 hari lalu
Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaMengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier
16 Januari 2024
Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier.
Baca SelengkapnyaMengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya
8 Januari 2024
Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis?
Baca SelengkapnyaJauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya
31 Desember 2023
Baru-baru ini wawancara lama Lee Dong Wook viral. Dia mengungkapkan caranya mempertahankan karier 25 tahun di inudstri hiburan
Baca SelengkapnyaDekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini
8 Desember 2023
Pentingnya gen Z memiliki pola pikir yang peka serta kepedulian tinggi dalam kesehariannya.
Baca SelengkapnyaCareer Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier
11 November 2023
Acara difokuskan pada berbagai tips dan trik merencanakan karier
Baca Selengkapnya