Pewarna Alami dari Limbah Bunga  

Reporter

Editor

Sandra

Jumat, 9 September 2016 18:11 WIB

Warna-warni baju rancangan Bibi Russell, yang bertemakan "Design For Life" saat penutupan gelaran Asian Fashion Week 2014 di Ciputra Wolrd Surabaya (18/8). TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Bunga yang tidak bisa dijual di toko bunga atau yang digunakan sebagai hiasan utama sebuah acara biasanya akan berakhir di tempat sampah. Seorang perajin Cara Piazza punya cara sendiri memanfaatkannya.

Desainer yang berbasis di Brooklyn ini mengumpulkan sampah dari toko bunga, restoran, penyedia bahan-bahan organik, dan pasar rempah-rempah. Sampah itu ia gunakan untuk mewarnai pakaian dan aksesori secara alami.

“Jika saya tidak mengambil bunga-bunga ini, mereka mungkin akan dibuang ke tempat sampah,” katanya kepada The Huffington Post. Sebagai bagian dari usahanya, Piazza juga menawarkan layanan kepada pengantin untuk mengubah karangan bunga mereka menjadi kimono, yang bisa disimpan setelah hari pernikahan mereka.

Lulusan Chelsea College of Arts dan Design di London ini mengakui pekerjaannya memanfaatkan alam. Produk yang berkelanjutan untuk workshop-nya adalah pewarnaan menggunakan akar marah.

Menurut dia, pewarnaan non-alami akan berdampak kerusakan lingkungan. “Pewarna sintetis juga mengandung karsinogen seperti formaldehyde, logam berat seperti seng dan krom serta dioksin, yang diduga menjadi pengganggu hormon,” ucapnya.

Selain itu, Piazza mempunyai alasan dari aspek emosional untuk menggunakan pewarna alami. “Di kota di mana segala sesuatu begitu keras dan sibuk sepanjang waktu, kadang-kadang sangat baik merasakan sesuatu pada warna dari alam dan dibuat dengan cinta," kata penduduk asli New York ini.

Piazza berharap langkahnya ini bisa menjadi inspirasi orang banyak, dengan memberikan kehidupan baru bagi pakaian dan menjadi konsumen yang cerdas. “Saya pikir banyak yang tidak peduli terhadap siklus hidup seluruh pakaian. Mulailah mengajukan pertanyaan, ‘Dari mana ini berasal?' 'Siapa yang menjahit pakaian saya?' 'Berapa banyak air yang digunakan untuk membuat pakaian ini?’ Jangan hanya membeli barang secara membabi-buta," tuturnya.

NIA PRATIWI

Baca juga:
Tampil Percaya Diri dengan Pakaian Warna-warni
Berani Coba Diet Manusia Zaman Purba Seperti Apa Caranya
Mataharimall Tawarkan Diskon Hampir 99 Persen dalam 2 Hari

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

1 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

3 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

10 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

18 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

23 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

27 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

38 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

55 hari lalu

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.

Baca Selengkapnya

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

5 Februari 2024

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

Anies Baswedan kembali tampil konsisten dengan gaya formal hingga debat capres kelima yang diadakan KPU. Pengamat mode kaitkan dengan kode.

Baca Selengkapnya