TEMPO.CO, Jakarta - Beauty blender merupakan produk ajaib dalam dunia kosmetik. Awalnya muncul anggapan yang skeptis karena hanya terlihat tidak lebih dari sebuah spons, tapi ternyata memiliki fungsi besar dalam pemakaiannya.
Beauty blenderbanyak digunakan untuk membaurkan foundation dan concealer. Spons yang bentuknya beragam dan berwarna terang ini sepertinya cukup mudah digunakan. Meski begitu, masih banyak yang salah menggunakannya. Berikut ini beberapa kekeliruan dalam memakai beauty blender.
1. Tidak menekan foundation ke kulit YouTuber dan makeupartist Wayne Goss menjelaskan bahwa untuk mendapatkan hasil riasan yang sempurna, tekan spons dengan foundation ke dalam kulit.
2. Menggunakannya dalam keadaan kering Saat menggunakan beauty blender dalam keadaan kering, hasil yang didapat adalah wajah yang terlihat cakey atau warna foundation yang tidak merata pada wajah. Seperti yang disarankan Kylie Jenner, gunakan beauty blender dalam keadaan sedikit basah.
3. Langsung menuangkan foundation Jika langsung menuangkan foundation cair—terutama yang berbasis air—pada beauty blender atau spons, foundation akan cepat terserap. Selalu aplikasikan foundation ke punggung tangan dan mengambil sedikit dengan spons, atau aplikasikan foundation ke wajah terlebih dulu dengan jari-jari, lalu ratakan dengan beauty blender.
4. Tidak membersihkan dengan benar Beauty blender menyerap makeup, seperti spons, sehingga bisa saja ada kotoran yang terjebak di dalamnya. Sebab itu, bersihkan beauty blender setiap kali sehabis memakainya atau setidaknya sekali sehari.
5. Salah menyimpan Selalu letakkan kembali beauty blender Anda ke dalam wadahnya setelah dibersihkan. Jangan sampai tekstur spons ini rusak, misalnya menjadi kaku dan daya serapnya berkurang.
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
34 menit lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.