Ilustrasi rokok elektrik. Christopher Furlong/Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - Merokok memang tak baik buat kesehatan. Kini banyak orang yang beralih dari rokok tradisional ke rokok elektrik karena dianggap lebih bersahabat dengan kesehatan.
Namun para peneliti yang mempelajari alat rokok elektrik memiliki pendapat berbeda. Menurut mereka, mengisap rokok elektrik sama berbahayanya buat jantung, bahkan jauh lebih berbahaya dibanding opini yang dipercaya sebelumnya. Rokok elektrik sama berbahaya dengan rokok tembakau.
Penelitian itu dipresentasikan dalam kongres Masyarakat Eropa untuk Kardiologi di Roma, Italia, pada Agustus 2016. Kebiasaan merokok elektrik dipercaya berdampak terhadap pembuluh darah utama di jantung.
Para ilmuwan meneliti 24 perokok dewasa. Jantung mereka dimonitor ketika sedang mengisap rokok elektrik dan rokok biasa. Hasilnya, 30 menit merokok elektrik membuat aorta menjadi sama keras dengan lima menit merokok tembakau.
“Kami mengukur kekerasan aorta. Bila aorta mengeras, kemungkinan menjadi koma akibat penyakit jantung atau penyebab lain menjadi berlipat ganda,” kata Profesor Charalambos Vlachopoulous, pemimpin penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Athena di Yunani, kepada The Telegraph.
Vlachopoulous mengaku belum mempelajari lebih lanjut mengenai dampak jangka panjang merokok elektrik. Namun ia tidak menganjurkan orang melakukannya. Hasil penelitian itu sendiri disambut positif oleh banyak pihak.
“Aorta itu seperti balon di sebelah jantung. Makin keras balon itu, makin sulit jantung memompa darah,” ujar Vlachopoulous.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
7 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.