Mengaku Jago Lari, Coba Buktikan di Lari Mundur
Editor
Rini Kustiani
Rabu, 7 September 2016 08:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sudah terbiasa dan hebat dalam berlari sprint sampai marathon, coba buktikan kepiawaian Anda dalam lari mundur. Di Amerika Serikat, London, dan Cina, lari mundur sudah menjadi kebiasaan dan telah dilombakan. Di Indonesia, lari mundur juga akan diadakan pada Minggu, 18 September 2016.
Kegiatan ini digelar untuk memperingati bulan peduli kanker limfoma atau kanker kelenjar getah bening. “Organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menetapkan setiap bulan sebagai peringatan kanker, misalnya setiap 15 September memperingati kanker limfoma, dan Oktober untuk kanker payudara,” kata Aru Wisaksono Sudoyo, Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia dan Ketua Yayasan Kanker Indonesia di Jakarta, Senin 5 September 2016.
Berdasarkan data Global Cancer 2012, setiap 90 detik ada satu orang yang dinyatakan terkena kanker limfoma atau sekitar 400 ribu orang terdiagnosa menderita penyakit ini –baik pria maupun wanita, setiap tahun. Adapun prevalensi penderita limfoma di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013 menunjukkan sebanyak 14.905 penduduk mengidap kanker kelenjar getah bening. Provinsi Jawa Barat menjadi daerah dengan penderita kanker limfoma terbanyak, yakni 2.728 orang.
Lari mundur dilakukan di Jakarta, mulai dari pelataran FX Sudirman hingga kawasan Gelora Bung Karno dengan jarak tempuh sekitar 3,5 kilometer. Masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam mendaftar secara online melalui www.retrorun.co.id atau datang ke gerai RetroRun di FX Sudirman. Setelah mendaftar, para calon peserta lari mundur membayar Rp 150 ribu yang akan disumbangkan untuk Yayasan Kanker Indonesia. “Jadi berlari sambil beramal,” kata Mada Shinta Dewi, Country Manager PT. Mundipharma Healthcare Indonesia, sebagai penyelenggara.
Lantas kenapa memilih lari mundur? Mada menjelaskan filosofinya diambil dari atlet lompat jauh. “Atlet lompat jauh itu biasanya mundur dulu beberapa langkah untuk kemudian lari dan melompat, melenting ke atas,” katanya. “Intinya, bagaimana langkah kita ke depan untuk mencegah kanker.”
Aru menjelaskan, ketika melakukan lari mundur, peserta tidak harus serius. Dia berharap para pelari mendapatkan kegembiraan ketika melakukan lari mundur sebagai kegiatan yang masih tak lazim di Tanah Air. “Silakan lari sambil kepala menoleh ke samping atau ke depan, sambil selfie juga bisa,” katanya. “Ini bukan adu cepat.” Meski begitu, Mada memastikan aka nada penghargaan bagi mereka yang bisa lari mundur dengan baik.
Mada menjelaskan, dari jarak 3,5 kilometer yang ditempuh pelari mundur, panitia menyediakan tiga posko pemberhentian. Di setiap posko bertema tahun 1970-an, 80-an, dan 90-an itu, setiap peserta akan mendapatkan informasi tentang apa itu kanker limfoma, bagaimana mendeteksinya, dan penanganannya.
Kenker kelenjar getah bening adalah jenis kanker yang terjadi pada sistem limfatik yang tumbuh akibat mutasi atau adanya perubahan sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal menjadi abnormal dan ganas. Limfosit ganas dapat tumbuh pada berbagai organ, termasuk kelenjar getah bening, limpa, sum-sum tulang, dan darah.
Gejala umum yang terjadi pada penderita kanker limfoma antara lain, pembengkakan pada kelenjar getah bening yang biasanya terjadi pada leher, ketiak, dan lipatan paha; demam; berat badan turun drastis; dan kehilangan selera makan. Selain itu, penderita meras mudah lelah, sesak napas, batuh, gatal di seluruh tubuh, pembesaran amandel, dan sering sakit kepala.
Cara yang dilakukan untuk mendeteksi kanker limfoma adalah dengan melakukan lymph node biopsy, tes darah, bone marrow test, imaging (x-ray, CT scan, MRI scan, dan tomografi). Adapun faktor risiko terkena kanker limfoma bisa karena usia, genetika, pernah tertular virus Epstein atau EBV, lemahnya sistem kekebalan tubuh, dan terpapar bahan kimia beracun.
RINI KUSTIANI
Berita lainnya:
Atasi Rasa Tegang Saat Memulai Pekerjaan Baru
Perlakuan Kosmetik yang Salah Percepat Kedaluwarsa
Bergaul dengan Teman Ramping, Bisa Bikin Kamu Langsing