Waspadalah, Polusi Paling Berbahaya di Lampu Merah

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 30 Agustus 2016 10:00 WIB

Ilustrasi kemacetan Jakarta. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Duduk di dalam kendaraan di tengah kemacetan membuat darah orang yang paling tenang sekalipun bisa mendidih. Hasil penelitian terbaru bahkan menunjukkan kemacetan sangat buruk buat kesehatan, lebih parah daripada yang diklaim sebelumnya.

Berhenti di persimpangan ketika lampu lalu lintas berwarna merah bisa memperparah masalah kesehatan karena membuat orang semakin terpapar polusi dari asap kendaraan. Kadar polusi di dalam mobil mencapai 40 persen saat kondisi macet panjang dan di persimpangan yang padat.

Bahaya pada mereka yang berada di luar kendaraan atau di pinggir jalan lebih besar lagi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan polusi udara di luar ruangan sama berbahayanya seperti asap rokok.

Polusi udara itu diperkirakan bisa membunuh 6,5 juta orang di muka bumi pada 2050 atau dua kali lipat dari angka yang dilansir sekarang. Secara global, polusi udara telah membunuh 3,3 juta orang, terutama di Asia.

Penyebab polusi atau polutan biasanya menyerang paru-paru manusia dan menyebabkan penyakit, seperti kanker paru-paru dan jantung. Emisi hasil antrean kendaraan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyebar, terutama di daerah padat. Emisi itu lalu berkumpul di sekitar lampu merah, pusat polusi bagi para pejalan kaki dan pengguna kendaraan.

Namun, yang paling menderita akibat emisi itu adalah mereka yang berada di dalam mobil, terutama yang membiarkan jendela terbuka. Partikel polutan terhirup sampai jauh ke dalam paru-paru dan juga bisa terperangkap di hidung, mulut, atau tenggorokan. Dari sana, partikel tersebut diserap oleh darah dan menyebabkan dampak negatif pada tubuh.

Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak polusi tersebut. Pertama, tutuplah jendela mobil dan menutup ventilasi dari luar yang terdapat pada dasbor. Pengemudi juga bisa menjaga jarak dengan mobil di depannya sehingga asap dari knalpot mobil depan punya ruang untuk menyebar ke udara.

DAILYMAIL | PIPIT

Berita lainnya:
10 Kebiasaan yang Berbahaya buat Kulit dan Rambut
Survei: Perempuan Habiskan 1-4 Jam Sehari di Jalan
Kim Kardashian Pamer Bobot Turun 30 Kilogram di MTV Music Award

Berita terkait

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

10 jam lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

2 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

6 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

11 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

34 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

49 hari lalu

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)

Baca Selengkapnya

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

51 hari lalu

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.

Baca Selengkapnya

Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

52 hari lalu

Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

Kementerian Perhubungan secara bertahap sejak 2020 meluncurkan angkutan massal dengan sistem Buy the Service (BTS). Kurangi polusi udara dan kemacetan

Baca Selengkapnya