Ilustrasi keluarga/istri-suami-anak di atas kasur. shutterstock.com
TEMPO.CO, Jakarta - Umumnya, orang tua lebih memilih tidur bersama anak, terutama saat usia anak masih balita. Namun, kebiasaan tidur bersama anak ternyata bisa berdampak kurang baik bagi pernikahan.
Sebuah survei yang dilakukan oleh website parentingBorn Smart di India menunjukkan, 68 persen keluarga yang disurvei tinggal di rumah dengan dua kamar tidur. Namun, 78 persen dari jumlah tersebut mengaku tidur bersama anak-anak mereka. Fakta ini menggarisbawahi jika ruangan bukan alasan bagi orang tua untuk tidur bersama anak.
Sebanyak 75 persen setuju bahwa tidur bersama anak mempengaruhi hubungan fisik suami-istri. Mayoritas istri merasa kadar keintimannya dengan suami menurun karena jarang berhubungan seksual setelah anak lahir. Hal ini karena para istri lebih memilih menemani anak tidur sehingga melupakan kemesraan dengan suami.
Tak heran, banyak pria yang merasa frustrasi akhirnya melampiaskan dengan clubbing atau mabuk-mabukan. “Orang tua seharusnya tidak lupa bahwa mereka suami istri yang membutuhkan waktu untuk berduaan,” kata aktivis pendidikan dan ahli parenting, Swati Popat Vats, seperti dilansir dari laman Timesofindia.
Namun, ada juga orang tua yang pada awalnya menidurkan anak di kamar berbeda, akhirnya menyerah dan tidur bersama anak mereka. Alasannya, karena mereka khawatir saat anak menangis atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada anak.