Bukti Ilmiah, Cuci Otak Mampu Mengatasi Stroke
Editor
Rini Kustiani
Selasa, 23 Agustus 2016 10:00 WIB
Untuk membersihkan sumbatan di otak, Terawan menggunakan cairan heparin yang memberi pengaruh terhadap pembuluh darah. Heparin dikenal sebagai antikoagulan (anti-pembekuan darah), agen anti-inflamasi, dan anti-oksidan. Ihwal heparin ini, salah seorang anggota promotor Terawan, Gatot S. Lawrence, mempertanyakan penggunaannya. Menurut dia, sudah lama heparin diminta untuk tidak digunakan karena akan memberi efek secara klinis.
Menurut Terawan, heparin sebetulnya masih terus dipakai untuk bidang intervensi dengan dosis yang bervariasi. Banyak literatur yang menjelaskan bahwa heparin sangat aman bila diberikan dalam dosis yang tepat. “Dalam penelitian ini tidak ada pasien yang mengeluhkan adanya efek samping,” ujar dia.
Penguji Terawan lainnya, Teguh Ranakusuma, juga mempertanyakan kemungkinan adanya efek samping, seperti gangguan penglihatan, setelah tindakan ini. Terawan menjawab, sebelum dan sesudah melakukan tindakan cuci otak, dia melakukan pemeriksaan ketat. “Dan tidak ada efek yang dikeluhkan oleh pasien,” dia menambahkan.
Teguh juga menyoal tentang banyaknya biaya yang harus dikeluarkan oleh seorang pasien, baik yang produktif maupun non-produktif. Menurut dia, banyak pasien yang mau berobat tapi terhambat masalah biaya. Terawan menyebutkan bisa di bawah Rp 10 juta, tergantung perhitungan rumah sakit dan wilayah. “Bisa dengan biaya murah, bisa juga mahal. Tergantung perhitungan unit cost-nya,” kata dia.
Pasien dengan usia non-produktif, biaya pengobatannya bisa ditanggung melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Adapun untuk usia produktif, soal biaya mungkin tidak menjadi masalah.
Terawan berharap penelitian metode pengobatan ini mampu memberi sumbangsih bagi kemajuan dunia kedokteran di Indonesia. Dia mengklaim pengobatan ini merupakan yang pertama kalinya digunakan di dunia. “Baru negara Jerman yang mengadopsi tindakan ini,” ujar dia.
Agar ilmunya dapat ditularkan, dia mempersiapkan RSPAD Gatot Soebroto sebagai pusat pengembangan tindakan cuci otak. Selama ini sudah ada 60 dokter yang tersebar di seluruh Indonesia yang telah dilatih untuk melakukan tindakan tersebut. “Harapan kami, seluruh rumah sakit juga memiliki peralatan medis untuk melayani pasien stroke di daerah masing-masing,” ujar Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia itu.
NUR ALFIYAH | ABDUL RAHMAN (MAKASSAR)
Berita lainnya:
Survei: Rajin Selfie Membuat Tubuh Langsing
Tren Foto Post Wedding, Ini Kata Konsultan Pernikahan
Jangan Lirik Sebelah Mata Sayuran yang Tidak Menarik