TEMPO.CO, Jakarta - Wine tapi halal, kok bisa? Karena minuman satu ini mirip anggur fermentasi tapi sama sekali tidak beralkohol. Rasa dan aroma wine tersebut ada di dalam kopi Gayo, yang berasal dari dataran tinggi dengan nama yang sama di Nanggroe Aceh Darussalam.
Di Jakarta, kopi ini dapat dijumpai di Super Gayo Coffee yang terletak di Jalan Melawai Raya dan di Ground Zero, Lebak Bulus (keduanya di Jakarta Selatan). Kopi ini meramaikan khazanah perkopian Ibu Kota sejak 2015, saat Kin Aulia “The Fly” dan Boy Wahab membuka kafe yang mengusung kopi tradisional Aceh.
Menurut Boy Wahab, kopi ini teruji tidak mengandung alkohol layaknya wine. “Cuma rasanya yang mirip,” kata dia. Jadi, jangan samakan ini dengan Kahlua, minuman beralkohol asal Meksiko yang berasa kopi.
Boy, 44 tahun, mengatakan butuh 30–45 hari untuk memproses wine coffee. Rentang itu lebih panjang daripada pengolahan kopi pada umumnya, sekitar 15 hari. “Proses fermentasi yang lama akan menghasilkan sensasi rasa wine,” ujar dia.
Berbeda dengan kopi kebanyakan, “kopi anggur” diolah tanpa mengupas kulit ari buahnya. Jadi, Boy menambahkan, setelah dipetik, biji dicuci, direndam, lalu dijemur dalam kondisi utuh. “Biji kopi dibentangkan di terpal, lalu digulung dalam terpal, dan diperam di sinar matahari. Pukul 14.00 adalah waktu ideal karena panasnya maksimal,” kata dia.
Boy menegaskan proses tersebut berlangsung secara alamiah. “Tidak ada pencampuran bahan apa pun untuk menghasilkan rasa wine,” kata dia. Sensasi anggur tersebut muncul dari aroma kulit kopi yang terfermentasi yang diserap oleh biji kopi selama diperam. “Setelah diperam baru siap di-roasting,” ujar dia.
Kopi anggur ini terbuat dari biji kopi merah dari jenis arabika yang tumbuh pada ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut dan lahannya berpasir. “Karakter seperti itu menghasilkan getah yang bagus untuk fermentasi biji kopinya,”kata Boy.
Di kedai milik Boy tersebut, kopi dengan cupping score 8,3–8,6 ini diseduh secara manual menggunakan syphon coffee maker. Jadi, baristanya akan datang ke meja sambil membawa satu set vacuum coffee pot tersebut. Lalu, dia mulai memanaskan air selama kurang-lebih satu menit.
Jika air panas sudah bercampur dengan bubuk kopi, barista akan mengaduknya dengan stik panjang dari kayu. “Lama menyeduhnya 40 detik,” kata Ahmad Abdul Aziz, 21 tahun, sang penyeduh. Di tangan kirinya, Aziz membawa timer. “Kalau lebih, meskipun sedikit, bisa hangus.”
Kopi itu lantas dia tuang ke dalam cangkir bening berkapasitas 180 mililiter. Buih-buih kuning menyeruak ketika kopi itu dituang. Harumnya memang seperti wine, asam-legit bercampur aroma fruity yang khas. Aroma ini sangat kuat ketika kopi masih panas.
Ketika disesap, ada sedikit sensasi rasa wine memenuhi mulut dan tenggorakan. Meskipun demikian, rasa khas kopi seperti pahit, asam, manis, dan fruity juga lebih dominan. Kopi ini dijual seharga Rp 55 ribu per cangkir, lebih mahal daripada kopi luwak yang di gerai itu dihargai Rp 45 ribu. Menurut Boy, prosesnya yang panjang menyebabkan wine coffee mahal. “Setelah diperam, biji kopi yang bisa diproses lagi cuma 40–70 persen,” kata dia. “Yang busuk otomatis dibuang.”
DINI PRAMITA
Berita lainnya:
5 Kebiasaan yang Bikin Cepat Tua
Perhatikan Isyarat Cinta dari Kucing Peliharaan Anda
Jadi Blogger atau Vlogger, Perhatikan Dulu Aturan Mainnya
Berita terkait
Inilah 50 Restoran Terbaik Asia 2024
27 hari lalu
Acara penghargaan restoran terbaik Asia ini diadakan pada Selasa malam, 26 Maret 2024 di Seoul di Grand InterContinental Seoul Parnas.
Baca SelengkapnyaPPKM Seluruh Indonesia Diperpanjang, Ini Daftar Lengkap Poin Aturannya
10 Mei 2022
Terdapat beberapa poin penting dalam aturan terbaru mengenai perpanjangan PPKM se-Indonesia.
Baca SelengkapnyaDinas Pariwisata Sebut Artis Top Dilarang Live Music di Restoran & Kafe, Sebab..
27 Agustus 2020
Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta' Gumilar Ekalaya menjelaskan larangan mendatangkan artis top ke restoran & kafe.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Restoran Amerika Rilis Pedoman Operasional Baru
30 Mei 2020
Pedoman baru operasional restoran selama wabah corona ini berlaku untuk pemilik, pegawai, dan pengunjung.
Baca SelengkapnyaUniknya Physical Distancing di Restoran, Pakai Topi Bersungut
18 Mei 2020
Pengelola restoran berkreasi dengan tetap menerapkan physical distancing atau jarak antar-individu.
Baca SelengkapnyaMenikmati Nuansa Vintage di Legend Coffee Malioboro
18 Maret 2019
Legend Coffee, sebuah tempat kongkow asik di tengah Kota Yogyakarta, berdekatan dengan kawasan Malioboro.
Baca SelengkapnyaHari Raya Imlek, Coba Menu Kantonis di Restoran Hakkasan
5 Februari 2019
Restoran Hakkasan bertempat di lantai 25 dan 26 Hotel Alila SCBD dan baru dibuka pada Jumat, 8 Februari 2019.
Baca SelengkapnyaKetahui Rasa Gelato yang Rentan Mengandung Rum dan Alkohol
1 Oktober 2018
Restoran Iceberg Caffe Pizza and Gelato ini sengaja menyesuaikan pakem rasa gelato dengan penduduk Indonesia yang sebagian besar muslim.
Baca SelengkapnyaNgopi atau Ngeteh di Kafe Pinggir Danau
29 April 2018
Belum dua bulan dibuka, keberadaan kafe di kawasan Sentul ini sudah diketahui banyak orang.
Baca SelengkapnyaMenikmati Kopi Racikan Barista Kopilot
21 April 2018
Kafe di Jakarta Timur mungkin belum semeriah di wilayah Jakarta lainnya. Namun berbahagialah warga setempat punya Kopilot di Cipayung.
Baca Selengkapnya