TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan buat wanita paruh baya dilontarkan oleh ilmuwan di Amerika Serikat, yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association. Risiko lebih besar wanita terserang stroke, diabetes, dan penyakit jantung adalah menjelang menopause.
Hasil penelitian itu berbeda dengan sebelumnya, yang menyatakan risiko yang disebut dengan sindrom metabolis itu kemungkinan menyerang wanita pada tahun-tahun setelah menopause. Indikator dari sindrom metabolis adalah kadar lemak darah yang tinggi, kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah, tekanan darah tinggi, dan kadar gula darah yang tinggi saat berpuasa, begitu menurut National Institute of Health di Amerika Serikat.
"Penelitian sebelumnya menyebutkan, setelah menopause, wanita lebih berisiko terserang sindrom metabolis dibanding sebelum menopause. Penelitian terakhir menunjukkan sebaliknya," kata Dr Mark DeBoer dari Universitas Virginia.
Faktor ras juga mempengaruhi sindrom metabolis. Di Amerika Serikat, wanita kulit hitam lebih mudah terserang sindrom tersebut saat memasuki tahap menopause dibanding perempuan kulit putih.
Penyakit jantung dan stroke adalah penyebab kematian sepertiga wanita Amerika setiap tahun. Sebanyak 90 persen wanita juga memiliki risiko mengalami salah satu dari penyakit itu dalam hidup mereka, begitu pengakuan American Heart Association.
Para peneliti tersebut berharap hasil penemuan mereka bisa membantu para tenaga medis, yang diharapkan bisa membantu memberikan saran gaya hidup lebih sehat kepada para pasien untuk mengurangi risiko kematian.
"Sudah pasti banyak orang yang berkeras bahwa pola makan yang lebih baik dan cukup berolahraga bisa mengurangi risiko penyakit tersebut. Memang benar. Namun transisi menjelang menopause bisa menjadi momen penuh pelajaran dan membuat kita mempraktekkan kebiasaan hidup sehat yang bisa mengurangi risiko mereka terserang penyakit kardiovaskular," ujar DeBoer.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
7 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
