Anak-anak melukis di kain putih dengan tema "Penjara di Mata Anak-anak" saat Kampanye Hapuskan Penjara Anak di Halim, Jakarta Timur, Sabtu (21/1). ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Jakarta - Kebiasaan menggambar sambil bercerita dapat menjadi sarana yang baik bagi orang tua untuk menjalin komunikasi dengan anak. Perkembangan seorang anak bisa dilihat dari cara dia menggambar.
Menurut Maria Herlina Limyati, psikolog dari Universitas Indonesia, di usia 12 bulan sejatinya anak sudah mulai bisa menggambar. "Tapi, karena saraf motorik halusnya belum berkembang, dia tak mampu memegang alat tulis dengan sempurna," katanya. Pada usia ini, orang tua juga mesti hati-hati karena anak umumnya suka memasukkan benda-benda ke mulut.
Anak yang berusia 2-4 tahun biasanya sudah mulai membuat coretan atau scribbling. Menginjak 4-7 tahun, mereka mulai menggambar simbol, seperti lingkaran yang mereka sebut mobil. Ini sebenarnya gambar nyata tak sempurna yang dibuat hanya berdasarkan pemahaman mereka.
Memang ada orang tua yang lalu mengkritik si anak ketika ia menyebut lingkaran itu sebagai mobil. Kritik seperti ini, Maria menegaskan, bisa mempengaruhi kreativitas dan membunuh rasa percaya diri anak.
Perlu dipahami, pada umumnya anak mulai bisa menggambar berdasarkan fakta di usia 8-9 tahun. "Jadi jangan menghakimi, biarkan mereka membebaskan imajinasi seluas-luasnya," kata Maria. Dengan cara ini, orang tua justru bisa mengajak anak belajar lewat kegiatan menggambar asalkan tahu tahapannya.
Pada usia 1-3 tahun, anak umumnya mulai ingin mandiri. Untuk itu, orang tua perlu mendorong keinginan si anak yang berniat menunjukkan bahwa dirinya bisa.
Di usia 4-5 tahun mereka mulai punya ide. Orang tua tinggal menambahkan beberapa obyek, seperti gambar garis yang bisa menjadi sarana untuk mempelajari bentuk huruf. Tunjukkan juga kalau segi tiga adalah dasar untuk membentuk huruf A. Lalu garis bisa menjadi angka 1 atau huruf i.
Pada usia 6-11 tahun, mereka umumnya mulai menggambar hal-hal yang nyata. "Tapi hati-hati. Ada anak jadi frustrasi karena merasa tidak bisa gambar seperti bentuk asli. Biasanya ini akibat orang tua atau pengajar yang terlalu mendominasi," kata Maria sembari mengingatkan, gambar anak adalah gabungan dari ingatan, imajinasi, dan observasi. Jadi biarkan saja anak menggambar gajah berwarna ungu.
Karena itu, Iwan setuju bila kegiatan menggambar dijadikan sarana untuk melatih observasi. Sebab, kemampuan observasi bukan tidak mungkin akan menjadi modal dasar bagi seorang anak untuk memilih profesinya di kemudian hari.