Mengenali Kanker Kepala Leher

Reporter

Senin, 1 Agustus 2016 12:22 WIB

physioworks.com.au

TEMPO.CO, Jakarta - Gaungnya memang tidak sepopuler kanker payudara dan kanker serviks. Namun kanker kepala leher memiliki jumlah penderita yang masif.

Data 2011 menunjukkan bahwa kanker kepala leher menempati urutan ketiga kanker dengan jumlah penderita terbanyak di Indonesia, sekitar 9,14 persen dari seluruh penderita kanker. Kanker payudara menempati posisi wahid dengan 16 persen, lalu diikuti kanker serviks 10,86 persen. “Angka kejadian kanker kepala leher sekitar 32 ribu per tahun,” kata Direktur Penyakit Tak Menular Kementerian Kesehatan Lily Sriwahyuni Sulistyowati, seperti ditulis Koran Tempo edisi digital, Senin, 1 Agustus 2016.

Kanker kepala leher merupakan kanker yang tumbuh di organ-organ di bagian leher dan kepala, seperti nasofaring, rongga hidung, pita suara, lidah, tiroid, tonsil, rongga mulut, hipofaring, hidung, parotis, telinga, dan mata. Seperti kebanyakan penderita kanker lainnya, masalah pada kanker kepala leher adalah banyaknya pasien yang baru mengobati sakitnya setelah berada di stadium lanjut. Padahal, menurut Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional, Soehartati Gondhowihardjo, semakin terlambat datang, terapinya semakin susah dan risiko kematiannya lebih tinggi. “Pengobatan menjadi lebih kompleks dan biaya yang dikeluarkan juga semakin banyak,” ujarnya.

Kanker pada bagian kepala tak bisa dioperasi. Kalau penderita datang saat stadium awal, kata Soehartati, terapinya dengan radiasi. Angka kesembuhannya masih tinggi, sekitar 80-90 persen. Tapi, jika datang dengan stadium lebih lanjut, pengobatannya ditambah dengan kemoterapi dan pendukungnya. Sebab, kemoterapi menyebabkan banyak efek samping, misalnya jika mual akan diberi obat antimual. Semakin datang lebih lama, kanker akan semakin bertumbuh dan kemungkinan sembuhnya semakin tipis, anjlok menjadi sekitar 20-30 persen.

Tentu saja lebih baik mencegah daripada mengobati. Menurut dokter spesialis bedah onkologi, Sonar Soni Panigoro, salah satu upaya pencegahan penyakit ini adalah menerapkan gaya hidup sehat. Salah satu jalan yang paling lazim lewat berhenti merokok dan minum alkohol.

Rokok menyebabkan risiko menderita kanker kepala leher naik sampai 10 kali lipat. Kenaikan jumlah risiko yang sama terjadi pada peminum alkohol. “Jadi, kalau merokok ditambah konsumsi alkohol, risikonya naik 100 kali lipat,” kata Sonar.
Lily mengatakan ada metode mudah untuk melakukan pola hidup sehat, yang disingkat CERDIK. Yakni Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin melakukan aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres. Dengan pola hidup sehat tersebut, risiko terkena kanker akan menurun sampai 43 persen. Untuk deteksi dininya dilakukan secara mandiri dengan tidak mengabaikan masalah yang timbul di sekitar kepala dan leher.


NUR ALFIYAH

Berita terkait

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

5 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

7 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

7 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

12 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

13 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

15 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

15 hari lalu

OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.

Baca Selengkapnya

O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

17 hari lalu

O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.

Baca Selengkapnya