Limbah Tahu Ternyata Bisa Menghasilkan Suplemen  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 24 Juli 2016 15:06 WIB

Ilustrasi. wired.com

TEMPO.CO, Malang - Para perajin tahu kerap membuang cairan bekas pengolahan tahu. Mereka tak tahu lagi harus diapakan limbah berbau itu, selain dibuang. Namun, di tangan empat mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, limbah cair tahu tersebut diolah sehingga menghasilkan suplemen yang mengandung protein tinggi dan baik untuk kesehatan.

Keempat mahasiswa itu adalah Ahfad Ulfa, Dini N., Galuh Aulia, dan Olivia Dirga. Mereka menjadikan cairan limbah tahu media pertumbuhan alga Nannochloropsis sp. Limbah tahu menjadi media pertumbuhan yang baik untuk ganggang. Pertumbuhan ganggang dalam limbah cair tahu ternyata lebih cepat karena kandungan proteinnya lebih tinggi dibanding air laut.

Dari penelitian empat mahasiswa ini, diketahui limbah cair tahu mengandung kadar ammonium, fosfat, dan nitrat yang tinggi. Sementara itu, mikroalga membutuhkan zat-zat tersebut dalam jumlah banyak agar pertumbuhan sel semakin meningkat. Kandungan nutrisi di dalam limbah cair tahu membuat proses produksi alga kian efektif dan hemat biaya.

“Alga merupakan bahan pangan yang kaya protein," kata Dini, awal Juni 2016. Setelah alga tumbuh dengan baik, mereka menggunakan centrifuge untuk memisahkan alga dengan cairan. Selanjutnya, alga dikeringkan menggunakan vacuum dryer dengan suhu dan tekanan rendah agar kandungan protein dan nutrisi tetap terjaga.

Alga yang sudah kering lantas ditumbuk menjadi partikel yang lebih kecil sampai berbentuk bubuk. Bubuk alga bernama Nanno Healty Powder ini memiliki kandungan protein 52 persen, karbohidrat 16 persen, lemak 27 persen, dan klorofil 0,89 persen. Kandungan protein alga lebih tinggi dibandingkan dengan sumber hewani dan tumbuhan. Untuk diketahui, kandungan protein tumbuhan tertinggi terdapat pada kedelai sebesar 40 persen.

Nanno Healty Powder bisa diproduksi massal dan menjadi suplemen makanan yang aman dikonsumsi anak dan orang dewasa. Nanno Healty Powder, menurut Dini, berpotensi menjadi sumber protein masa depan karena proses produksinya bisa dilakukan kapan pun atau tidak bergantung pada kondisi alam. Selain itu, pembuatan suplemen itu bisa menjadi solusi atas polusi udara dan sungai yang tercemar limbah cair tahu.

EKO WIDIANTO

Berita lainnya:
Tip Menghadapi Anak Pemalu
Temukan Cinta Sejati dengan 9 Tip Ini
Fakta! Gampang Lupa Tak Terkait dengan Usia

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

28 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya