TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda bepergian ke Amerika Serikat, kemungkinan Anda akan melihat sedikit perbedaan dalam label nutrisi di toko-toko kelontong di sana. Sesuai seruan Food and Drug Administration (FDA) pada Mei 2016, maka label baru terkait fakta nutrisi harus mencerminkan informasi ilmiah baru, termasuk hubungan antara diet dan penyakit kronis.
Salah satu perubahan mencolok dalam label baru itu adalah adanya kategori baru yang disebut "gula tambahan" atau added sugar. Keterangan terkait 'gula tersembunyi' ini berada di bawah kategori 'gula total'. FDA berharap bahwa menambahkan kategori ini akan membantu konsumen menyadari jumlah gula secara keseluruhan dalam makanan mereka.
Gula yang tersembunyi dalam makanan kemasan telah lama diperdebatkan. Meskipun gula tambahan dapat menjadi bagian dari diet yang sehat, mengkonsumsi gula yang ditambahkan ini membuat lebih sulit bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Hal ini karena mungkin mereka telah mencapai batas kalori harian tanpa mengkonsumsi makanan penting lainnya seperti vitamin, serat, dan mineral.
Gula tambahan adalah pemanis yang ditambahkan dalam makanan selama persiapan atau pengolahan, semisal gula putih, coklat, dan sirup. Hal ini berbeda dengan gula alami yang hadir dalam makanan dalam keadaan alaminya, seperti fruktosa dalam buah dan madu atau laktosa dalam susu.
Betul, semua gula memberikan jumlah kalori yang sama, yaitu 4 kkal per gram dan dalam tubuh akan menjadi glukosa dan digunakan untuk produksi energi atau disimpan dalam tubuh jika tidak digunakan. Namun, ada perbedaan antara gula alami dan gula yang ditambahkan.
Bibi Chia, ahli gizi utama di Raffles Diabetes and Endocrine Centre Singapura, mengatakan bahwa makanan tinggi gula alami cenderung memiliki indeks glikemik yang lebih rendah bila dibandingkan dengan makanan yang tinggi gula tambahannya. "Lebih sehat untuk makan makanan dengan indeks glikemik rendah karena meningkatkan kadar glukosa darah dalam jumlah yang lebih kecil," katanya.
Di sisi lain, gula tambahan tak memiliki manfaat lainnya selain kalori, beda dengan makanan bergula alami seperti buah, yang juga menyediakan vitamin C, karotenoid, fitonutrien, antioksidan, dan serat. "Orang harus menyadari apakah makanan yang mereka makan tinggi gula alami atau gula yang ditambahkan, tidak hanya melihat kandungan gula totalnya saja. Dengan mengetahui perbedaan antara kedua jenis gula dapat membantu Anda mengidentifikasi sumber gula dalam diet dan mengurangi konsumsi untuk mengendalikan berat badan," kata Chia.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa gula yang diekstrak dan ditambahkan pada makanan lain akan menyebabkan makanan ini memiliki kalori yang lebih tinggi. "Inilah yang membuat konsumsi gula yang berlebihan berisiko obesitas," kata Lim Su Lin, pakar diet di National University Hospital Singapura. Pada gilirannya, kata dia, menyebabkan risiko lebih tinggi terkena diabetes dan penyakit kronis lainnya.
Beberapa ahli merekomendasikan konsumsi gula tidak lebih dari 10 persen energi makanan setiap hari, apakah itu gula tambahan atau alami. Hal ini setara dengan sekitar 10 sendok teh gula atau sekitar 50g.
Rata-rata, wanita membutuhkan sekitar 1.800 kalori per hari, sedangkan laki-laki membutuhkan sekitar 2.200 kalori agar tetap sehat. Namun jumlah ini tidak mutlak, karena tergantung pada beberapa faktor lain seperti usia, jenis kelamin, berat badan, dan tingkat aktivitas.
INDAH P | STRAITS TIMES
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
24 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya