Voluntourism, Pelesiran Sambil jadi Relawan

Reporter

Rabu, 20 Juli 2016 12:00 WIB

Ilustrasi kegiatan voluntourism, bersama Nila Tanzil dan penari Caci Dance. Travelsparks.co

TEMPO.CO, Jakarta - Voluntourism. Istilah ini masih asing di telinga orang Indonesia. Sebagian akan menerka-nerka apa kaitannya dengan pariwisata.

Voluntourism, menurut pelopornya di Indonesia, Nila Tanzil, adalah perkawinan antara volunteer dengan tourism. Kawin silang itu menghasilkan pelesiran yang tak melulu buang-buang uang mengisi waktu senggang. Di sela-sela kegiatan memanjakan diri, turis diajak memanjakan masyarakat lokalnya dengan menjadi relawan.

Dilansir dari www.voluntourism.org, jenis wisata ini mulanya berkembang di Amerika Serikat berkat keberadaan Peace Corps. Lembaga independen Negeri Paman Sam ini rajin mengirimkan relawannya ke negara-negara berkembang. Konsep relawan ala Peace Corps ini lantas dikemas dalam bentuk wisata oleh Earthwatch sekitar 1971.

Meski sudah ada puluhan tahun silam, kata voluntourism baru dipakai Nevada Board of Tourism pada 1998. Popularitasnya semakin tinggi sejak 2012. Di AS saja ada setidaknya 1,6 juta orang yang berangkat traveling sembari menjadi relawan per 2014. Total uang yang dikeluarkan turis sebesar US$ 2 milyar atau setara Rp 26,5 triliun.

Meski berpotensi besar ---karena punya banyak daerah terpencil-- voluntourism masih belum populer di tanah air. Di Indonesia, satu-satunya biro perjalanan yang khusus menawarkan konsep ini adalah Travel Sparks. Pendiri sekaligus direktur pelaksana Travel Sparks Nila Tanzil mengatakan sekitar 90 persen kliennya adalah wisatawan asing. “Rata-rata dari Eropa, Amerika, yang memang well prepared untuk liburan,” kata dia.

Menurut Nila, rata-rata turis asing menikmati voluntourism untuk waktu yang lama, dua pekan hingga sebulan. Ia mengklaim beberapa kliennya dari luar negeri jadi ketagihan dan selalu datang kembali hampir tiap tahun. “Sekitar enam puluh persen datang bersama keluarga,” kata dia.

Ong Hock Chuan asal Malaysia, diantaranya. Nila mengajak keluarga Ong ke Taman Bacaan Pelangi di Pulau Komodo. “Anak saya berbagi ilmu sulap kartu dan temannya mengajarkan Bahasa Inggris melalui lagu anak-anak Australia,” kata Ong.

Menurut Ong, pengalaman tersebut sangat berharga untuk keluarganya. “Kegiatan di sana sangat menyenangkan bagi anak-anak dan orang dewasa,” ujarnya.

Nila mengatakan kegiatan ini bisa menjadi satu alternatif mendidik anak-anak. “Mereka belajar untuk berempati, menghargai keberagaman, menghormati alam, dan budaya lokal,” kata dia. Sebab, anak-anak diajak berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat yang notabene berbeda jauh cara hidupnya dari para turis yang tinggal di kota.

Nila membawa konsep voluntourism yang berfokus pada pendidikan di Indonesia Timur, khususnya Flores. Cara kerja yang dia tawarkan adalah dengan menyisipkan agenda volunteer di Taman Bacaan Pelangi di tengah-tengah agenda wisata. Misalnya setelah puas diving, trekking, snorkeling pada pekan pertama, turis diajak berbagi ilmu yang dia miliki pada pekan selanjutnya di Taman Bacaan Pelangi.

Menurut Nila, turis dapat melakukan apapun selama menjadi relawan. Misalnya, mengajar Bahasa Inggris, mengajar baca-tulis-hitung, dan mengajak anak-anak membuat karya seni lewat beragam cara. Seperti yang dilakukan oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik yang melakukan story telling untuk mengenalkan bahasa inggris.

Selama berwisata, Nila melanjutkan, para turis diajak menginap di rumah-rumah penduduk, meski ada sebagian sangat kecil yang hanya mau di penginapan komersial. Bahkan ada beberapa turis yang senang berkegiatan layaknya penduduk lokal.

Dalam voluntourism Nila, seluruh profit yang dihasilkan oleh biro perjalanannya disumbangkan untuk Taman Bacaan Pelangi. “Supaya organisasi ini dapat sustainable dan optimal memberikan akses buku bagi anak-anak di pelosok Indonesia Timur,” kata dia. Selain itu, Nila juga memberdayakan masyarakat setempat untuk mengelola biro perjalanan wisatanya, mulai dari pemandu, sopir, awak kapal. Biaya per wisatawan paling rendah Rp 4 juta untuk paket sekitar tiga sampai lima hari.

Asisten Deputi Pengembangan Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata Ratna Suranti mengatakan Travel Sparks memberi warna baru bagi industri pariwisata tanah air. “Bangga akhirnya Indonesia punya biro wisata yang membawa misi sosial,” kata dia



DINI PRAMITA

Berita terkait

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

50 hari lalu

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menebut rencana merger dengan PT Aviasi Indonesia merupakan inisiatif Kementerian BUMN.

Baca Selengkapnya

Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

51 hari lalu

Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

InJourney mengklaim Garuda Indonesia dan Citilink bakal masuk ke holding aviasi pariwisata itu dalam beberapa bulan ke depan. Tanda Garuda sehat?

Baca Selengkapnya

Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

10 Januari 2024

Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

Proyek sektor Pariwisata di IKN diklaim jalan terus. Hotel Nusantara beroperasi tabun ini.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Usul Perda Pengelolaan Kepulauan Seribu Dicabut: Tidak Relevan dengan UU Cipta Kerja

7 November 2023

Heru Budi Usul Perda Pengelolaan Kepulauan Seribu Dicabut: Tidak Relevan dengan UU Cipta Kerja

Pj Gubernur DKI Heru Budi mengusulkan Perda DKI tentang penataan dan pengelolaan Kepulauan Seribu dicabut. UU Cipta Kerja disinggung.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Gagas Magnet Baru di Kediri Bagian Timur.

20 April 2023

Mas Dhito Gagas Magnet Baru di Kediri Bagian Timur.

Adanya bandara akan menjadikan banyak orang dari luar daerah datang ke Kabupaten Kediri.

Baca Selengkapnya

Universitas Pelita Harapan Buka Prodi S1 Pariwisata

20 April 2023

Universitas Pelita Harapan Buka Prodi S1 Pariwisata

Universitas Pelita Harapan (UPH) resmi membuka program studi S1 Pariwisata di Kampus Lippo Village Karawaci, Tangerang, Banten.

Baca Selengkapnya

Dinilai Ancam Bisnis Pariwisata, Rencana Tambang Laut PT Timah Tbk di Blok Olivier Ditolak

14 Maret 2023

Dinilai Ancam Bisnis Pariwisata, Rencana Tambang Laut PT Timah Tbk di Blok Olivier Ditolak

PT Timah Tbk. dikabarkan akan membuka penambangan timah di blok laut Olivier Perairan Manggar Kabupaten Belitung Timur.

Baca Selengkapnya

Tak Harus Jauh dan Mahal, Dosen Pariwisata Unair Bagikan Tips Libur Natal dan Tahun Baru 2023

23 Desember 2022

Tak Harus Jauh dan Mahal, Dosen Pariwisata Unair Bagikan Tips Libur Natal dan Tahun Baru 2023

Dosen Pariwisata Universitas Airlangga (Unair) M. Nilzam Aly membagikan beberapa tips untuk masyarakat dalam menghabiskan libur natal dan tahun baru.

Baca Selengkapnya

Hertz Bisnis Rental Mobil di Indonesia Gandeng Tunas Rent

24 November 2022

Hertz Bisnis Rental Mobil di Indonesia Gandeng Tunas Rent

Perusahaan rental mobil nasional Tunas Rent berdiri lebih dari 20 tahun lalu. Hertz melihat jumlah wisatawan dfi Indonesia sebagai peluang.

Baca Selengkapnya

SMK di Batam Jadi Pusat Belajar Guru Pariwisata se-Indonesia

29 Agustus 2022

SMK di Batam Jadi Pusat Belajar Guru Pariwisata se-Indonesia

Para guru pariwisata dari seluruh Indonesia akan belajar di SMKN 2 Batam. Mereka nantinya akan menyampaikan pada siswanya dan membuat paket wisata.

Baca Selengkapnya