TEMPO.CO, Jakarta - Banyak perempuan yang tidak sadar mengalami cedera panggul seusai melahirkan bayi baik secara normal ataupun operasi caesar. Rasa sakit atau pegal sering diabaikan ibu karena tertutup rasa bahagia oleh hadirnya bayi ke dalam kehidupan mereka.
Tidak ada salahnya bila ibu memeriksakan diri, khususnya keadaan panggul mereka seusai melahirkan, bahkan sebelum rencana kehamilan. Sebab, cedera panggul tidak hanya membahayakan ibu, tapi juga calon bayi yang dilahirkan.
Cedera panggul dapat mempersulit proses melahirkan sekaligus berisiko mencelakakan bayi saat dilahirkan. Cara terbaik yang dapat dilakukan adalah berkonsultasi dan mendatangi ahli terapi panggul yang ada di rumah sakit dan mulai menguji keadaan panggul.
Dua tes yang akan dilakukan ahli terapi biasanya menguji kelenturan gerakan kegel di panggul, juga tes kekuatan panggul di atas lantai yang dikenal dengan istilah Pelvic Floor. Jika setelah melahirkan keadaan panggul lebih lemah, dapat dipastikan terjadi cedera panggul saat melahirkan.
Cedera dapat terjadi karena kesalahan mengejan saat melahirkan, atau otot besar yang salah letak saat proses melahirkan. Tidak hanya itu, cedera panggul juga bisa disebabkan oleh alat bantu melahirkan, seperti vakum untuk membantu mengeluarkan bayi.
Generasi Emas Indonesia Bergantung Pada Kesehatan Ibu dan Anak
17 November 2021
Generasi Emas Indonesia Bergantung Pada Kesehatan Ibu dan Anak
Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) BKKBN berisi panduan pencegahan stunting, pencegahan kematian ibu dan bayi serta menyiapkan kehamilan dan 1.000 hari pertama kehidupan.