TEMPO.CO, Jakarta – Tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit yang tidak memiliki gejala yang dapat dirasakan penderitanya. Karena itu, darah tinggi sering disebut sebagai silent killer. Selain dampaknya yang berbahaya, darah tinggi merupakan gerbang awal beberapa penyakit degradatif, seperti stroke dan diabetes.
Salah satu penyebab terbesar tekanan darah tinggi adalah makanan yang dikonsumsi terlalu banyak mengandung garam atau gula. Karena disebabkan oleh makanan, tentu penyakit darah tinggi juga bisa diatasi dengan makanan.
Jadi jangan terburu-buru memilih obat-obatan kimiawi untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Tujuh makanan berikut ini dipercaya berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi.
1. Kiwi
Buah kiwi dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi karena bila dikonsumsi setiap hari, dapat menyumbangkan 9 persen potasium, 7 persen magnesium, dan 2 persen kalsium untuk tubuh.
2. Paprika
Sayuran yang dikenal dengan nama Capsicum ini mengandung banyak zat yang berguna bagi tubuh. Mulai vitamin A, C, dan K, juga karotenoid yang berkontribusi dalam memperlancar aliran darah.
3. Alpukat
Buah ini dipercaya dapat menjaga dan menstabilkan kadar tekanan darah karena mengandung potasium. Selain itu, potasium berfungsi untuk mengurai sumbatan yang terjadi dalam pembuluh darah.
4. Seledri
Seledri mengandung senyawa kimia yang kurang dikenal, seperti phthalides, kumarin, dan apigenin, yang memang cenderung membantu menurunkan tekanan darah. Karena itu, menggabungkan seledri ke dalam menu diet Anda dapat membantu menurunkan tekanan darah.
5. Cantaloupe
Buah ini mengandung banyak potasium dan beta-karoten yang membantu menyehatkan sistem sirkulasi darah dalam pembuluh darah.
6. Pisang
Sama halnya dengan cantaloupe, pisang adalah buah yang mengandung potasium. Zat nutrien ini berguna menyehatkan pembuluh darah dalam tubuh.
7. Brokoli
Sayuran hijau ini mengandung tiga zat nutrisi yang sangat baik bagi pembuluh darah, yaitu potasium atau kalium, kalsium, dan fosfor. Selain itu, sayuran ini mengandung vitamin K yang sangat tinggi.
BOLDSKY | CHETA NILAWATY
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
22 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya