GKR Hayu, Putri yang Jadi Juru Dokumenter Keraton Yogyakarta  

Reporter

Rabu, 13 Juli 2016 18:45 WIB

GKR Hayu. Swa.co.id

TEMPO.CO, Jakarta - Guna mendokumentasikan berbagai kegiatan di dalam keraton sekaligus memanfaatkan teknologi informasi (TI) secara keseluruhan, pada 2012 Keraton Yogyakarta membentuk divisi baru, yakni Tepas Tandha Yekti (TTY).

TTY fokus memproduksi konten seputar sejarah dan kearifan lokal yang ada dalam Keraton. Konten ini disebarluaskan ke masyarakat melalui situs dan media sosial resmi Keraton, serta melalui stasiun TV dalam bentuk video dokumenter.

Adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, putri keempat Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang diberi tanggung jawab menjadi Kepala Divisi TTY. “Tekad saya sekarang adalah membantu mewujudkan impian ayah sejak tahun 2006, yaitu Jogja Cyber Province,” ucap Hayu yang kini berperan sebagai CIO Keraton Yogya.

Menurut Hayu, sebagai CIO di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tugas dan tanggung jawab utamanya adalah mengembangkan IT roadmap Keraton. Selain itu, tugas TTY adalah mendokumentasikan aneka kegiatan di dalam Keraton.

Untuk mendukung kegiatan tersebut, Hayu didukung tujuh abdi dalem dan tenaga outsource dengan keahlian yang sesuai. Total ada 26 karyawan yang di TTY. Ia mengungkapkan, tantangan dalam pengembangan TI di Keraton adalah selama ini masing-masing kantor terbiasa bekerja sendiri-sendiri, alias tidak terintegrasi. “Jadi perubahan mindset dan budaya kerja menjadi fondasi sebelum kami membuat yang canggih,” kata Hayu.

Wanita kelahiran Yogyakarta, 24 Desember 1983, ini mencontohkan, sebelumnya, hasil dokumentasi sebuah kegiatan, baik foto maupun video, cuma menumpuk di hard drive komputer. Nah, dalam program TTY, Hayu membuat kanal untuk membagikan konten tersebut kepada masyarakat. Hasil dokumentasi itu dikumpulkan, lalu ditayangkan secara online (melalui website) ataupun lewat tayangan dokumenter tiap dua minggu di TV lokal.

Ke depan, penggemar online game Final Fantasy dan Kingdom Rush ini berharap online presence dari institusi Keraton bisa lebih solid. Harapannya membantu mengingatkan masyarakat Indonesia akan budaya Jawa yang adiluhung dan jangan sampai tergerus budaya luar.

Dari sisi internal, ia memimpikan sistem Keraton yang terintegrasi dengan sistem e-governance yang solid, sehingga bisa memberikan layanan publik yang jauh lebih baik kepada masyarakat. “Kalau di Yogya saya enggak banyak waktu luang karena sering diminta membantu pekerjaan Keraton di luar skup tugas Tepas,” kata wanita yang gemar menuliskan perjalanan hidupnya di blog Gkrhayu.com ini.

SWA

Berita lainnya:
Perempuan Pintar Mempertimbangkan Ini Sebelum Berpacaran
Tinggal di Tepi Jalan Raya Bisa Bikin Mati Muda
Aktivitas Benar Setelah Bangun Tidur


Berita terkait

Pimpinan MPR RI Akan Bangun Komunikasi Politik

2 hari lalu

Pimpinan MPR RI Akan Bangun Komunikasi Politik

Menjelang transisi politik kepemimpinan nasional, MPR RI akan melakukan Silaturahmi Kebangsaan ke berbagai tokoh bangsa.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

17 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

19 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

28 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Sosok Al-Kindi yang Disebut Sebagai Filsuf Pertama dalam Peradaban Islam

44 hari lalu

Sosok Al-Kindi yang Disebut Sebagai Filsuf Pertama dalam Peradaban Islam

Mengenal Al-Kindi, filsuf muslim yang telah menulis banyak karya dari berbagai bidang ilmu, dengan jumlah sekitar 260 judul.

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

49 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

50 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

12 Februari 2024

Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam

Baca Selengkapnya