Cerita Awal Mula Dodol Betawi dan Nilai Gotong-royong

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 5 Juli 2016 12:34 WIB

Pekerja mengemas Dodol Betawi dalam keranjang di Jalan Batu Ampar I, Kramat Jati , Jakarta, Jumat 26 Juni 2015. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Wangi legit semerbak di Kemuning, daerah sekitar Kompleks Badan Intelijen Negara, Kalibata, Jakarta Selatan. Jika penasaran, ikuti saja aromanya yang akan membawa langkah kaki ke Jalan Angsana atau populer dengan nama Kampung Dodol.

Dalam sekejap, mata akan disuguhi pemandangan tumpukan kayu bakar hampir di setiap sudut rumah-rumah. Wajar rasanya jika kampung ini diberi julukan kampung dodol, karena tiap rumah seolah berlomba menghasilkan dodol terbaik.

Di sebuah rumah yang berada di Jalan Angsana 1, milik Wan Mimin, seorang perempuan berusia 60 tahun bernama Aminah mengatakan dia adalah generasi ketiga yang menjalankan usaha keluarga ini. Meski sudah generasi ketiga, Aminah mengklaim cita rasanya tak berubah karena masih mempertahankan resep dan cara pengolahan sesuai dengan tradisi.

Konon, di rumah inilah dodol terbaik berasal. Saking populernya, rumah ini kerap menjadi lokasi syuting sinetron atau film televisi (FTV) yang pokok ceritanya soal dodol. Menurut Aminah, dodol Betawi tak hanya soal legitnya campuran beras ketan, santan, dan gula merah. “Orang Betawi enggak bisa dipisahkan sama dodol, makanan wajib Lebaran atau perayaan lain,” kata dia. Karena itu, dodol Betawi racikannya laris-manis saat Ramadan dan Lebaran seperti sekarang.

Aminah menceritakan, dodol bagi orang Betawi bermakna gotong-royong, kebersamaan, dan kekeluargaan. Makna tersebut, kata Aminah, tersirat dalam proses pembuatannya. “Dari ngaduk bahan sampai beli bahannya bisa mempererat hubungan kekeluargaan,” katanya.

Aminah bertutur, dulu keluarga-keluarga Betawi yang tinggal berdekatan membeli seluruh bahan dengan cara patungan, bisa juga dengan saling melengkapi. “Misalnya keluarga ini beli kelapanya, keluarga satunya lagi beli gulanya, begitu terus sampai lengkap bahannya, baru diolah,” ucapnya.

Seluruh bahan disiapkan oleh para perempuan, sedangkan pengadukan adonan dikerjakan bersama-sama oleh para pria. “Satu kuali besar—diameter 1,5 meter—diaduk oleh 8–10 pria karena adonannya alot,” katanya. Sementara menunggu adonan matang, para perempuan menyiapkan camilan, makanan berat, dan minuman.

Jika sudah matang, para perempuan akan membagi adonan tersebut. “Sesuai sama banyaknya yang dia kasih, istilahnya duit dodol,” kata perempuan yang punya 40 pekerja ini.

Menurut Aminah, dahulu dodol adalah penganan mewah. Saat ini, menyantap dodol Betawi tak perlu lagi urunan karena ada perajinnya seperti Aminah. Pengusaha ini memiliki 15 tungku yang selalu menyala bergantian pagi dan sore hari. Satu kuali bisa menghasilkan sekitar 20 besek dodol. Dalam sehari, Aminah bisa membuat sekitar 30 kuali dodol, yang berarti 600 besek dodol.

Ratusan besek tersebut langsung ludes terjual di hari yang sama. “Kadang yang suka datang mendadak tanpa pesan sebelumnya kehabisan, kalah dari yang sudah pesan jauh-jauh hari,” kata dia. Aminah menjual dodolnya dengan harga Rp 55–65 ribu per besek.

Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, Hardinsyah, mengatakan dodol merupakan makanan kaya karbohidrat dan gula. Meskipun diaduk selama tujuh jam, ujarnya, kandungan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineralnya tak akan rusak. “Karena masaknya menggunakan kayu, panasnya tak melebihi 120 derajat Celsius,” ucapnya.

Kandungan gizi per 100 gram dodol
Energi: 395 kilokalori
Karbohidrat: 81 gram
Lemak: 6,7 gram
Protein: 3 gram

DINI PRAMITA

Berita lainnya:
Kurma, Buah Awet yang Kaya Nutrisi
Etika Jatuh Cinta kepada Mantan Pacar Teman
Pakaian dan Aksesori yang Wajib Dibawa Saat Mudik

Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

2 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

11 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

13 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

14 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

15 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

17 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

19 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

27 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

29 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya

Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

32 hari lalu

Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah

Baca Selengkapnya