TEMPO.CO, Jakarta - Olahraga lari kini tengah menjadi tren dan menjamur di mana-mana. Namun banyak pelari pemula merasa putus asa karena cepat lelah dan kehabisan napas meski belum berlari terlalu jauh.
Napas terengah-engah dan kelelahan adalah tanda bahwa kita terlalu memaksakan diri melebihi kemampuan fisik. Yang dibutuhkan adalah meningkatkan daya tahan dan kemampuan berlari.
Lebih baik, sesuaikan kecepatan dan jarak berlari dengan kemampuan fisik. Cara demikian akan meningkatkan secara bertahap jarak dan kemampuan berlari, serta kebugaran fisik dan kepercayaan diri. Untuk menghindari terlalu letih atau terengah-engah saat berlari, cobalah lakukan hal-hal berikut.
1. Periksa posisi tubuh
Tahan torso tetap lurus, jangan membungkuk di bagian pinggang selama berlari karena akan berpengaruh pada pernapasan. Posisi membungkuk akan mengurangi kapasitas paru-paru sehingga lebih sulit bernapas.
2. Fokus pada napas yang dalam
Bernapaslah dari perut, tarik napas panjang lewat hidung atau mulut. Bernapas dari perut akan memberikan ruang lebih bagi paru-paru untuk mengembang dan menghirup oksigen.
3. Gerakkan tangan
Jaga posisi tangan dengan sudut 90 derajat ketika berlari. Gerakkan tangan dari bahu, maju mundur dengan posisi berbeda. Bila tangan kanan maju, tangan kiri mundur. Bantuan gerakkan tangan ini akan membuat beban di kaki berkurang.
4. Ambil napas setiap tiga langkah
5. Buang napas setiap dua langkah
6. Jaga kecepatan berlari
Bila napas mulai berat, cobalah untuk menurunkan kecepatan.
7. Jangan lekas menambah kecepatan
Usahakan dulu untuk menjaga daya tahan sebelum menambah kecepatan. Bila sudah lihai dalam mengatur napas dan bisa bernapas dengan nyaman, barulah tambah kecepatan.
VERYWELL | PIPIT
Berita terkait
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?
14 jam lalu
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Selengkapnya6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
20 jam lalu
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
8 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
9 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
9 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
10 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
10 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?
10 hari lalu
Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaPakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau
14 hari lalu
Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDefinisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang
17 hari lalu
Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.
Baca Selengkapnya