TEMPO.CO, Jakarta - Operasi T2D atau sering disebut Type 2 Dibetes Melitus terbukti dapat mengurangi risiko diabetes pada pasien yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Simon O’Neil of Diabetes Center di Inggris menyebutkan, saat ini pengembangan dan pembuktian efektivitas teknologi T2D terus dikembangkan.
Operasi di bagian perut ini melibatkan tindakan pengurangan ukuran perut dengan cara memotong (bypassing) usus dua belas jari (duodenum). Proses bypass dilakukan pada usus dua belas jari karena di usus inilah segala macam zat makanan diserap. Termasuk di dalamnya zat makanan dengan indeks glisemik yang tinggi.
“Operasi T2D dapat mengatur produksi gut hormon-hormon yang bertugas mengatur keinginan makan seseorang, sehingga seseorang bisa mengatur pola makan dan rajin berolahraga,” tulis editor dan penulis kesehatan Ann Robinson, seperti yang dikutip dari Guardian, Ahad, 19 Juni 2016.
Beberapa pasien obesitas yang menjalani operasi T2D tidak mengalami penurunan berat badan yang drastis, tapi kadar gula darah mereka menjadi lebih terkontrol. Bahkan beberapa di antara pasien tak lagi memiliki penyakit diabetes. Diperkirakan, orang yang tidak obesitas, ketika menjalani operasi T2D, akan memperoleh manfaat yang lebih besar.
Meski begitu, operasi bukanlah satu cara terbaik. Sebab, operasi T2D memiliki risiko dan efek samping lain. Efek samping dan risiko T2D tidak terjadi pada pasien diabetes yang mengkonsumsi obat atau menggunakan suntik insulin.